News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Novel Baswedan

BREAKING NEWS - Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Divonis Hukuman 2 Tahun & 1 Tahun 6 Bulan Penjara

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua pelaku penyiraman Penyidik KPK, Novel Baswedan dengan air keras, RM dan RB keluar dari Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, untuk dipindahkan ke Rutan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019) siang. Keduanya yang merupakan polisi aktif ditangkap di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Warta Kota/Adhy Kelana

Tim kuasa hukum Novel Baswedan melalui keterangan resmi memberikan tanggapan mengenai dua terdakwa.

Mereka menilai ada kejanggalan jelang persidangan vonis kasus Novel Baswedan.

Kejanggalan yang menjadi perhatian tim kuasa hukum Novel ada di posisi pengadil, dalam hal ini kejaksaan.

"Jaksa yang harusnya menjadi representasi kepentingan korban terlihat berpihak pada pelaku kejahatan."

"Kesimpulan ini dapat diambil pada saat proses pemeriksaan saksi korban, Novel Baswedan."

"Pertanyaan yang diutarakan oleh Jaksa terkesan menyudutkan Novel."

"Bahkan tuntutan Jaksa juga mengikis rasa keadilan korban itu sendiri," kata salah satu tim advokasi Kurnia Ramadhana, Kamis.

Bahkan, tim kuasa hukum Novel menilai tuntutan yang dikeluarkan pihak kejaksaan terhadap terdakwa, yakni 1 tahun, dinilai belum adil.

"Kejaksaan dalam mendakwa dan menuntut tidak bertindak atas nama individu melainkan kelembagaan."

"Pemilihan penuntut umum dan rencana penuntutan (rentut) jelas merupakan tindakan kelembagaan."

"Oleh karena itu segala tindakan penuntutan di persidangan termasuk menuntut rendah dan lebih bersikap sebagai pembela terdakwa adalah perintah kelembagaan," ujar Kurnia.

Karena itu, tim advokasi berharap majelis hakim dapat menghukum kedua terdakwa seberat-beratnya dan memberi putusan yang seadil-adilnya.

"Majelis Hakim harus benar-benar memahami bahwa Indonesia menganut sistem pembuktian negatif wettelijk bewijstheorie yang memiliki pengertian bahwa dasar pembuktian dilakukan menurut keyakinan hakim (beyond reasonable doubt) dengan didasarkan pada dua alat bukti (Pasal 183 jo Pasal 184 KUHAP)," kata Kurnia.

Sebaliknya, bila majelis hakim belum yakin dengan segala bukti yang ada dalam perkara ini maka dua terdakwa semestinya dibebaskan.

"Untuk itu, jika Hakim tidak yakin dan terdapat ketidaksesuaian antara alat bukti dengan fakta kejadian maka dua terdakwa tersebut semestinya dibebaskan," kata Kurnia.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebut Ada Kejanggalan, Tim Kuasa Hukum Novel Baswedan Berharap Hakim Adil"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini