TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada para gubernur dalam rangka menangani pandemi virus corona (Covid-19).
Dalam rapat tersebut, Jokowi mengatakan tidak mengambil kebijakan karantina wilayah atau lockdown merupakan keputusan yang tepat.
Sebab jika lockdown dilakukan dapat menyebabkan perekonomian Indonesia tidak berjalan.
Diperkirakan pertumbuhan Indonesia bahkan bisa menurun hingga minus 17 persen.
Perkiraan itu berdasar prakiraan sejumlah lembaga ekonomi internasional, di antaranya Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Menurut OECD, negara yang menerapkan lockdown, perekonomiannya menjadi menurun minus dua digit.
Baca: Jokowi: Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan Sesuai Kearifan Lokal Daerah
Sehingga kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merupakan keputusan yang tepat bagi Indonesia.
Adapun perekonomian Indonesia dikuartal kedua 2020 dilaporkan minus 4,3 persen setelah menerapkan PSBB.
"Kuartal kedua mungkin kita bisa minus 4,3 persen, di kuartal pertama kita masih positif 2,97 persen."
"Saya enggak bisa membayangkan kalau kita dulu lockdown, itu mungkin bisa minus 17 persen," ujar Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7/2020).
Lebih lanjut, Jokowi memaparkan sejumlah negara yang pertumbuhan ekonominya minus setelah melakukan lockdown.
"Perancis misalnya di angka minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, Amerika Serikat minus 9,7 persen. Minus semuanya," paparnya.
Sementara negara-negara yang terdampak virus corona tetapi pertumbuhan ekonominya masih cukup baik yakni, China, India, dan Indoensia.
Oleh karena itu Jokowi meminta agar para gubernur jangan sampai lepas kendali terhadap manajemen krisis.