TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR Zulfikar Arse Sadikin menyadari dalam politik, tidak ada hal yang instan.
Makanya, dia bersyukur, pengalamannya bertahun-tahun sebagai Tenaga Ahli (TA) DPR, membuatnya sukses naik pangkat menjadi Anggota Dewan.
"Politik itu dinamis. (Di DPR) Kadang bisa naik cepat, tapi dalam sekejap bisa tiba-tiba turun. Bisa bertahan lama (sebagai Anggota Dewan), sekejap tiba-tiba jatuh. Jadi harus belajar banyak," kata Zulfikar saat menjadi pembicara dalam Coaching Clinic Pendidikan Politik Golkar bertema "Keterampilan Manajemen Partai Politik" Bidang Organisasi, Kesekretariatan dan Keanggotaan DPP Partai Golkar di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Makanya, dia mendorong kepada para Staf dan Tenaga Ahli di Fraksi Golkar tidak perlu minder jika ingin ikut bertarung pada pemilu legislatif baik di kabupaten/kota, propinsi maupun pusat.
Baca: Menantu Jokowi Diminta Bersabar, Golkar Sumut: Hanya Tuhan yang Bisa Ubah Keputusan Memilih Bobby
Toh, saat ini, sudah banyak mantan Tenaga Ahli Fraksi Golkar yang sukses melenggang ke senayan walau bermodal pas-pasan.Â
"Banyak mantan tenaga ahli fraksi bisa jadi teladan. Pak Sarmudji, Ichsan Firdaus, Eka Sastra, Bambang Soetrisno, ini bisa menjadi contoh bagi teman-teman agar punya keinginan untuk menjadi anggota dewan. Jadi jangan cuma jadi tenaga ahli saja.
Sekarang ini malah sudah banyak kok politisi yang semula tenaga ahli tapi menjadi bupati juga.
Jadi tidak usah merasa saya ini bukan orang kaya, anak siapa, tapi kalau kita rajin, tekun, dan pandai membawa diri, Insya Allah ada jalannya," tutur Ketua DPP Bidang Organisasi DPP Golkar ini.
Memang, kata dia, untuk melenggang ke senayan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Baca: Fraksi Golkar DPRD DKI: Sekarang Sudah New Normal, Hanya Gubernur Enggan Mengakui Saja
Zulfikar sebelumnya merupakan tenaga ahli Politisi Golkar Zainuddin Amali yang kini menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga.
Pada pemilu 2014 lalu, Zulfikar maju melalui Dapil Jawa Timur VI, yakni Kabupaten Tulungagung, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, dan Kabupaten Kediri.
Dapil tersebut dipilihnya karena Tulungagung merupakan kota kelahirannya. Sayang, dewi fortuna tidak berpihak kepadanya.
Di satu sisi, sejumlah tenaga ahli seperti Eka Sastra, bahkan Sarmuji sukses terpilih kembali menjadi anggota dewan dua periode berturut-turut.
Waktu itu, kata dia, dirinya menerapkan strategi pemenangan yang digunakan Zainuddin Amali pada pemilu 2009 lalu dimana Amali saat ini membuat tim per TPS dengan target 25 suara per TPS yang sukses melenggangkannya ke senayan.