Para peserta yang mendaftar kemudian mengikuti proses evaluasi proposal yang terdiri atas seleksi administrasi, substansi, dan verifikasi.
Baca: Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak Kemendikbud
Proses evaluasi proposal berfokus pada substansi yang dilakukan dengan prinsip transparan dan akuntabel oleh lembaga independen, yaitu SMERU Research Institute.
Proses evaluasi proposal dilaksanakan tiga evaluator independen dengan metode double blind review yang hanya memakai ID proposal dan ID organisasi masyarakat.
Melalui cara ini, tim evaluator tidak mengetahui organisasi mana yang memiliki proposal sehingga mereka hanya fokus pada substansi proposal yang telah diserahkan.
Proses double blind review dan penggunaan kriteria yang sama oleh tim evaluator dinilai mampu menjaga netralitas dan independensi.
Ayu Apriyanti, Direktur Indonesia Mengajar menyatakan proses evaluasi POP di tengah pandemi menjadi tantangan baru bagi para peserta.
Beberapa persiapan dan koordinasi internal harus dilakukan tanpa tatap muka.
Kendati dalam kondisi terbatas, proses evaluasi berjalan sangat ketat. Bahkan, kunjungan dan wawancara langsung tetap dilakukan dengan menjalankan protokol Kesehatan COVID-19.
Menurut Ayu, situasi ini menjadi pembelajaran karena kondisi kebiasaan baru tidak menghalangi masyarakat bergerak dan bekerja bagi pendidikan Indonesia.
“Jika dipikir anak-anak di Indonesia tetap tumbuh dari hari ke hari, tidak peduli ada pandemi atau tidak. Salut untuk tim yang tetap semangat menjalankan proses evaluasi ini,” tegasnya.
Ayu menilai, keberagaman organisasi penggerak menjadi bukti gotong-royong memajukan pendidikan nasional.
“Dari awal ini bukan tentang Organisasi Penggerak tetapi tentang anak-anak Indonesia, kami berharap pendidikan anak Indonesia bisa selalu jadi tujuan akhirnya. Akan ada banyak pembelajaran di sepanjang proses dan kami yakin, selain anak-anak, guru dan kepala sekolah, siapapun yang terlibat akan ikut bertumbuh ketika menjalankan program ini,” ungkap Ayu.
Jejen Musfah, Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) juga menyambut baik bergulirnya POP.
Menurut dia, peningkatan mutu guru merupakan tugas bersama pemerintah dan masyarakat.
“PGRI sudah dan akan berusaha melakukan pelatihan-pelatihan guru sesuai perkembangan IPTEK dan perubahan masyarakat,” katanya.