"Semua pemerintah di dunia tidak ada yang siap dengan pandemi. Bila dicari-cari, akan selalu ada celah dalam penyaluran bansos. Tidak akan pernah ada sempurnya. Maka kalau dipilih antara cepat dan tepat, saya memilih cepat. Sebab kalau tepat dulu, maka keburu Covid selesai, bantuan baru turun," katanya.
Namun demikian, Mensos memastikan dalam pengelolaan anggaran dalam penanganan Covid-19, dilakukan dengan prinsip-prinsip kehati-hatian.
"Kami membuka diri dengan keterlibatan instansi pengawas seperti BPK DAN BPKP. Kami juga melibatkan LKPP dalam pengadaan barang," katanya.
Riset bansos sembako dan BST ini dilakukan oleh Badrun Susanto yang meneliti bansos sembako, dan Hari Harianto Setiawan yang meneliti BST.
Di antara temuan penelitian, sebanyak 97,92% responden menyatakan bahwa mereka layak menerima BST. Sebanyak 86,49% responden penerima BST menyatakan belum pernah menerima bantuan sosial lain.
Kemudian 97,92% merasa layak menerima BST, dan 63,16% rela berbagi bantuan dengan mereka yang tidak menerima.