Dari dua ayat di atas mengingatkan kita, Covid- 19 ini pun adalah takdir Tuhan yang tidak terlepas dari akibat kelalaian kita umat Islam yang telah melalaikan kewajiban.
Malah di sana sini muncul kemaksiatan, pendangkalan akidah, penodaan agama, korupsi, durhaka kepada orang tua, tidak mensyukuri nikmat kiranya sadari betapa nikmat Tuhan yang tidak kita syukuri, maka bertobat, shalat, dan berkurbanlah.
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Banyak pengorbanan diperlukan dalam masa pandemi Covid-19 ini. Apakah itu pengorbanan batin maupun pengorbanan zahir.
Mengingatkan kita kepada pengorbanan Nabi Ibrahim, putranya Ismail serta istrinya Siti Hajar.
Ismail rela akan disembelih sebagai kurban dan istrinya siti Hajar ditinggalkan Nabi Ibrahim di lembah yang tandus tanpa bekal dan teman, rela
karena taat kepada suami dan taat kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT QS. Ash-Shoffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Ketakwaan , kepasrahan, ketaatan, dan keikhlasan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail untuk berkurban dan berbakti kepada Allah SWT sungguh merupakan perpaduan yang indah dan patut diteladani.
Baik dalam fungsi sebagai ayah, ibu maupun anak, merekalah keluarga yang ideal yang patut kita tiru.
Ibadah kurban bukanlah sekedar penyembelihan hewan kurban tanpa nilai rohani, dengan kemantapan iman serta penuh kepasrahan dan ketabahan dalam menghadapi musibah.