TRIBUNNEWS.COM - Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel turut memberikan komentarnya terkait ide yang dilemparkan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo.
Politisi Partai Golkar itu mewacanakan agar ada pemberian izin kepada masyarakat sipil terhadap kepemilikan senjata api (senpi) untuk membela diri.
Reza menilai ide tersebut bisa bermula dari turunnya kepercayaan terhadap kepolisian.
Sehingga masyarakat enggan melapor sebagai sikap tidak mau terlibat dalam penciptaan keamanan.
"Bandit membaca itu, sehingga kian merajalela. Masyarakat kemudian memilih mengamankan diri mereka sendiri dengan memiliki senjata pribadi," kata Reza kepada Tribunnews, Selasa (4/8/2020).
Kemudian, Reza secara gamblang mempertanyakan maksud dari pria yang akrab disapa Bamsoet itu.
"Menarik untuk dicari tahu apa yang sesungguhnya berkelebat di pikiran dan berdesir di hati Ketua MPR saat mengangkat wacana tentang kepemilikan senjata oleh sipil."
"Apakah usulan Ketua MPR tersebut menyiratkan tahap pertama sebagaimana siklus di atas? Usulan tersebut patut ditolak," lanjutnya.
Baca: Kepemilikan Senjata untuk Sipil Bukan Hal Prioritas, Apalagi Hanya untuk Kalangan Tertentu
Reza menyebut berbeda dengan anggapan perilaku harus didahului niat (motif).
Orang yang membawa senjata justru bisa sewaktu-waktu menggunakan senjatanya tanpa diawali dengan niat.
Dengan kata lain, senjata di pinggang membuat pemiliknya menjadi impulsif.
"Bayangkan ketika impulsivitas itu muncul pada orang yang tengah frustrasi, dia bakal sangat eksplosif, berbahaya!," tegas Reza.
Terakhir jawaban dari ide Bamsoet, Reza menyebut tidak ada pilihan lain untuk terus membangun kepercayaan publik kepada institusi kepolisian.
Utamanya saat menjalankan fungsingnya secara maksimal.