News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Anggota DPR Desak Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan: Pertaruhannya Sangat Mahal

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah siswa melakukan kegiatan belajar mengajar bersama sistem online di ruang aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Di tengah pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan tanpa tatap muka, pembelajaran daring pun diberlakukan. Namun keterbatasan sarana perangkat, fasilitas, dan ekonomi menjadi salah satu kendala yang harus di hadapi oleh masyarakat setempat. Demi memudahkan siswa/pelajar di Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi tepatnya di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, memfasilitasi warganya dalam belajar online dengan menyediakan WiFi gratis di ruang aula Kelurahan Jatirahayu. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Klaster baru yang muncul akibat dibukanya pembelajaran tatap muka bagi sekolah di zona hijau dan kuning membuat prihatin anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.

Netty meminta pemerintah menghentikan pembelajaran tatap muka hingga keadaan aman.

"Hentikan pembelajaran tatap muka hingga keadaan benar-benar aman berdasarkan evaluasi komprehensif. Pemerintah jangan bereksperimen dalam penanganan Covid-19. Taruhannya sangat mahal," ujar Netty, kepada Tribunnews.com, Sabtu (15/8/2020).

Baca: Belajar Tatap Muka di Tiga SMP Dihentikan Sementara, Ada Positif Corona di Padang Panjang

Ketua Tim Covid-19 Fraksi PKS DPR RI itu menyarankan pemerintah mengambil pelajaran dari Vietnam, Selandia Baru dan Korsel.

Ketiga negara itu kembali menutup sekolah setelah kurva Covid-19 makin meningkat.

"Bukan hanya pusat perbelanjaan dan area publik, sekolah dan pesantren harus menjadi perhatian utama dalam proses pencegahan dan transmisi virus," kata dia.

Opsi selanjutnya adalah kembali pada pendidikan jarak jauh.

Namun demi memenuhi kompetensi siswa dalam pendidikan jarak jauh, Netty menawarkan solusi bagi pemerintah.

Yakni dengan menetapkan kurikulum darurat yang mengakomodir keragaman kondisi sarana prasarana pendidikan jarak jauh di setiap wilayah.

Baca: Menag Fachrul Razi Izinkan Madrasah Gelar Belajar Tatap Muka

"Perlu juga dipikirkan adanya stimulus berupa perangkat pendidikan jarak jauh bagi daerah dan masyarakat yang membutuhkan, serta stimulus program pendampingan belajar siswa berbasis masyarakat," imbuhnya.

Lebih lanjut politikus PKS tersebut berharap pemerintah dapat melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan proses pendidikan selama pandemi.

"Bagus kan jika menjadi gerakan bersama masyarakat. Ini tanggung jawab negara dan seluruh elemen bangsa untuk masa depan generasi kita," pungkas Netty.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini