Namun, demi rakyat Surabaya, Risma mengklaim memilih bertahan sebagai Wali Kota.
"Saya ingin menyampaikan, kenapa saya masih bertahan jadi wali kota. Karena, tujuan saya (ingin) warga Surabaya lebih sejahtera," kata Risma.
Kini, tinggal beberapa bulan lagi, Risma menjabat. Ia pun pamit dan berpesan pada warganya agar tak menyia-nyiakan waktu.
"Jadi bapak-ibu sekalian, mohon maaf saya belajarnya dari Alquran, sampai ada surat Al 'Asr, demi waktu. Karena waktu itu pemberian Tuhan yang tidak akan terulang kembali. Jadi jangan menyia-nyiakan waktu," ucap Risma.
"Bapak ibu sekalian, saya ingin menyampaikan bahwa enggak sampai satu tahun saya selesai jadi wali kota. Saya Februari (selesai menjabat), saya mohon pamit bapak ibu sekalian," kata Risma berpamitan.
Pamit pertama
Pada Perayaan Hari Jadi ke-727 Kota Surabaya, di Balai Kota Surabaya, Minggu (31/5/2020), Risma pamit.
"Ini mungkin perayaan Hari Jadi Kota Surabaya yang terakhir bagi saya, karena tahun depan saya harus meninggalkan balai kota. Karena itu saya mohon maaf kalau mungkin ada perkataan dan perilaku saya yang kurang berkenan di hati teman-teman sekalian," tutur Risma.
Risma mengatakan, sebuah kota atau daerah itu bisa dikatakan berhasil atau tidak, tergantung pada jajaran pemerintahannya.
Tidak mungkin kota itu langsung serta merta berhasil tanpa ada upaya dan desain dari pengelola kotanya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh jajaran Pemkot Surabaya untuk selalu bergerak, berpikir, dan jangan berhenti memajukan pembangunan Kota Surabaya.
Sebab, hal itu akan sangat berpengaruh pada masa depan anak cucu warga Surabaya.
Ia berharap anak cucu Surabaya kelak, tidak hanya menjadi penonton di kotanya sendiri.