"Saya minta tolong yang ada di Pemkot Surabaya untuk terus bergerak, berpikir dan berpikir terus jangan sampai berhenti.
Ayo kita terus majukan kota tercinta ini. Kalau kota ini maju, maka anak cucu kita akan survive di kotanya sendiri," tutur Risma.
Menurutnya, maju itu bukan hanya kotanya terbebas dari banjir dan indah, tapi maju itu manusianya juga harus diajak untuk seiring dengan pembangunan kotanya.
Ia juga mencontohkan ketika awal-awal menjadi Wali Kota Surabaya.
Saat itu, kata Risma, banjir terjadi di mana-mana dan bahkan ia hingga tiga hari tidak tidur untuk menyelesaikan banjir tersebut.
Ada salah satu staf yang mengatakan bahwa banjir tersebut merupakan banjir kiriman dari luar Kota Surabaya.
"Saya ingat betul omongan staf itu. Saya sampaikan kepada dia bahwa Gusti Allah sudah menciptakan Surabaya berada di tepi pantai di ujung Jawa Timur, itu sudah pemberian Tuhan.
Dampaknya apa? Ya kita harus selesaikan banjir itu, hingga sekarang sudah tidak ada lagi banjir kiriman itu. Jadi artinya, kita bisa merubah itu," ujar Risma.
Pada kesempatan itu, Risma berkali-kali mengajak warga terus bergerak dan melangkah memajukan Kota Surabaya.
Apabila berhasil membantu atau menolong orang, dan orang tersebut berhasil membantu banyak orang, maka ada kenangan yang bisa ditinggalkan.
"Ayo setiap individu harus bergerak untuk memajukan Surabaya, karena kita harus berjuang demi anak-anak kita semua," ujar Risma.
Reaksi saat sang putra siap maju pilwali
Di bagian lain, putra sulung Risma, Fuad Bernardi mengaku siap direkom oleh Megawati Soekarnoputri untuk posisi Wakil Wali Kota Surabaya.
"Sebagai kader partai kalau mendapat rekom, saya siap untuk menjalankan rekom partai," kata Fuad.
Dia mengaku memang tak mendaftar di penjaringan PDI Perjuangan untuk Pilkada Surabaya 2020.