News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT Kemerdekaan RI

Liputan Khusus Rumah Rengasdengklok (2-Habis): Gowes Sepeda 6 Jam demi Lihat Kamar Bung Karno

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Rumah Sejarah Rengasdengklok atau rumah pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Minggu (16/8/2020). Rumah milik Djiauw Kie Siong tersebut dahulunya menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta oleh kelompok pemuda untuk tujuan mempercepat Proklamasi Kemerdekaan RI. Tribunnews/Irwan Rismawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19, tempat bersejarah Rumah Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ramai dikunjungi.

Puluhan orang memenuhi tempat itu, sehari sebelum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia.

Puluhan orang memenuhi rumah petani keturunan Tiongkok, Djiaw Kie Siong. 75 tahun lalu, rumah
tersebut, menjadi tempat pendiri bangsa ini, Soekarno dan Mohammad Hatta diculik. Tepatnya sehari
sebelum kemerdekaan Indonesia.

Masyarakat Indonesia ingin tahu seperti apa kondisi rumah yang digunakan untuk menculik Bung Karno
dan Bung Hatta. Tak sedikit dari mereka berdoa di kamar, yang dulunya ditempati kedua tokoh bangsa
tersebut.

Baca: Liputan Khusus Rumah Rengasdengklok (1): Tempat Bersejarah Berusia 100 Tahun

Pemandangan lain, ada seorang anak kecil yang tengah mengerjakan tugas dari sekolahnya. Yakni
menjelaskan soal rumah bersejarah Rengasdengklok dengan nge-vlog.

"Rumah ini dulu tempat Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan muda," katanya seraya menjelaskan di depan kamera ponsel genggam oleh ayahnya. Sementara itu, kedua pemuda tiba saat jelang sore. Menggowes sepeda lipat. Dan menaruhnya di pohon yang berada di area rumah Djiaw Kie Siong.

"Saya dari Jakarta Selatan. Berangkat jam 07.00 WIB sampai jam 13.00 WIB," ujar Faisal Hasbi (26) kepada Tribun Network di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (16/8/2020).

Faisal naik KRL bersama Alfian Andri (25). Mereka turun di Stasiun Cikarang. "Dari situ ke sini gowes,"
ujarnya. Jarak dari Stasiun Cikarang ke Rumah Sejarah Rengasdengklok sekira 25 kilometer. "Kita lewat
jalur pejalan kaki," ucapnya.

Alfian mengaku relah gowes berjam-jam karena ingin tahu seperti apa Rumah Bersejarah
Rengasdengklok.

Rumah Rengasdengklok berlokasi 81 km dari kota Jakarta. Lokasi Rumah Rengasdengklok berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan No.33, R. Dengklok Utara, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Rumah Rengasdengklok sekarang masih ada dan menjadi salah satu saksi sejarah menuju kemerdekaan Indonesia. Di rumah inilah, para pemuda mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan pada 16 Agustus 1945 namun ditolak oleh keduanya. ((idschool.net))

"Dulu pas waktu SD cuma tahu dari buku pelajaran saja, mumpung lagi di Jakarta
pengen melihat langsung kayak gimana sih rumah yang disebutkan dalam buku sejarah itu," katanya.

"Ngebayangin dulu para pemudi menculik Bung Karno dan Bung Hatta. Ini pertama kali ke sini, cuma
karena momennya pas tanggal 16 Agustus akhirnya kita sempatkan untuk ke sini," ujar Alfian.

Sejarah Bung Karno dan Bung Hatta di Rengasdengklok juga membuat dua pemudi, Wulan Lestari (22)
dan Siva Maria Ulfa (21) penasaran.

Mahasiswi dari Universitas Islam 45 Bekasi ini, mengaku rela berkendara dari Bogor ke Rengasdengklok.

"Kami ingin tahu juga sejarah tentang Rengasdengklok. Kebetulan kan dikit lagi 17 Agustus ya. Jadi
pengin tahu juga sejarah tentang Bapak Soekarno. Baru ini pertama kali," ujar Wulan.

Suasana Rumah Sejarah Rengasdengklok atau rumah pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Minggu (16/8/2020). Rumah milik Djiauw Kie Siong tersebut dahulunya menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta oleh kelompok pemuda untuk tujuan mempercepat Proklamasi Kemerdekaan RI. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Sementara Siva mengatakan, ia hanya tahu sejarah Rengasdengklok dari buku pelajaran saat Sekolah
Menengah Pertama (SMP).

"Wow, jujur kaget ya jadi pengetahuan baru, jadi tahu yang benar-benar faktanya, sejarah perkembangannya. Merinding juga lihat bagaimana kamarnya," ucap Siva. (tribun
network/denis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini