Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Palang Merah Indonesia (PMI) mempertahankan komitmen kemanusiaan terhadap masyarakat yang terkena dampak Gempa Lombok yang terjadi pada 2018.
Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said mengatakan relawan PMI telah berada di lapangan sejak terjadinya gempa Lombok 2018 melakukan respon kemanusiaan.
Sejak itu PMI terus memberikan layanan teknis melalui berbagai program termasuk menyediakan akses air bersih, sanitasi dan kebersihan (WASH), bantuan, uang tunai / voucher, kesehatan, PRB (Pengurangan Resiko Bencana) dan logistik.
Baca: PMI: Protokol Kesehatan Penting Bagi Jurnalis Saat Meliput di Lapangan
“Relawan kami selalu menjadi yang terdepan setiap kali terjadi bencana. Dua tahun lalu, pasca gempa Lombok 2018, kami mengerahkan 1.186 relawan untuk membantu masyarakat yang terdampak,” kata Sudirman Said dalam keterangannya, Rabu (19/8/2020).
Ketika pandemi virus Corona mulai menyebar ke seluruh dunia, PMI menyesuaikan operasi pemulihan yang sedang berlangsung dan memenuhi tantangan baru yang muncul.
Penyelarasan program termasuk intervensi kesadaran Kesehatan hingga ke semua wilayah terdampak dengan secara agresif melakukan edukasi publik dan juga kampanye Kesehatan pencegahan Covid-19 di tingkat komunitas.
Komunitas selalu menjadi inti dari kerja PMI dengan secara aktif melibatkan para relawan dan personelnya dalam merancang dan melaksanakan program pemulihan untuk memastikan membangun komunitas.
Baca: Bantu PMI, Sandiaga Uno Lelang Sepeda Brompton Bertandatangan Jusuf Kalla Miliknya
“Dalam menanggapi pencegahan COVID-19, kami mengerahkan 6.940 relawan dari seluruh Indonesia, terutama ke delapan provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak. Mereka berada di garda terdepan, langsung menembus ke zona merah,” jelas Sudirman Said.
Data pemerintah Lombok melaporkan lebih dari 2.000 kasus Covid-19 dengan 132 kematian di Lombok.
Untuk memperingati ulang tahun kedua Gempa Lombok 2018 dan Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus 2020, PMI juga memberikan distribusi kit disinfektan dan pemasangan tempat cuci tangan pakai sabun.
Baca: PMI Kirim 1000 Kantong Darah ke Beirut
Menyusul implementasi ‘normal baru’, PMI mendorong respons pencegahan yang lebih intens melalui penyemprotan disinfektan di lokasi yang rentan, seperti sekolah, tempat ibadah, kantor, dan pasar.
Selain itu, juga menerjunkan relawan untuk melakukan kampanye dan edukasi terkait tata tertib kesehatan hingga tingkat rumah tangga, khususnya dalam hal pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak fisik.
“Total ada 657.651 penerima manfaat dari bantuan kemanusiaan PMI. Pembelajaran yang didapat dari dua tahun terakhir saat melaksanakan operasi pemulihan pasca gempa juga berguna dalam merespon pandemi saat ini,” katanya.