"Mengapa harus terbuka? Pertama, sdh umum diketahui bhw setiap sidang etik trhdp Pimp KPK selalu digelar trbuka, seperti waktu sidang etik trhdp kami dlm kasus bocornya sprindik Anas Urbaningrum bbrp tahun lalu."
"Saat itu saya dan P Adnan Pandu disidang terbuka," lanjut Abraham Samad.
Selanjutnya, menurut Abraham Samad, sidang kode etik yang digelar secara tertutup berpengaruh terhadap akuntabilitas pemeriksaan Dewas KPK terhadap pimpinan KPK dan publik akan curiga.
Terlebih beberapa anggota Dewas KPK berasal dari mantan hakim yang terbiasa melakukan sidang terbuka.
"Apalagi bbrp anggota Dewas brasal dari mantan hakim yg terbiasa dgn sidang terbuka. Ini aneh," sambungnya.
Di akhir cuitan, Abraham Samad mendesak agar sidang kode etik terhadap pimpinan KPK digelar secara terbuka.
Tak lain agar masyarakat dapat melihat dan memberikan pendapat mereka.
"Oleh karenanya saya mendesak seyogianya sidang dibuat terbuka, agar publik bisa melihat dan memberikan pendapat."
"jgn ditutup yg hnya akan memunculkan prasangka negatif trhdp hasil pemeriksaan nanti," kata dia.
Klarifikasi Firli Bahuri
Sementara itu, selepas menjalani sidang bersama Dewas KPK, Firli Bahuri tidak berkomentar banyak.
Ia mengatakan, hal-hal yang yang perlu disampaikan sudah disampaikannya kepada Dewas KPK dalam sidang yang digelar tertutup itu.
"Nah kan saya sudah sampaikan nanti biar Dewas yang sampaikan semuanya, ya mohon maaf ya saya tidak berikan keterangan di sini, semua tadi sudah saya sampaikan ke Dewas," kata Firli dikutip dari Antara.
Dalam keterangannya sebelum menghadiri sidang, Firli Bahuri mengaku tidak bermaksud menunjukkan hidup mewah saat menggunakan helikopter dalam perjalanan pribadinya.