Ia memulai pendidikan dasar di SD Negeri 1 Sumber Sari, Kecamatan Sumberharta, Kabupaten Musi Rawas hingga kelas 4.
Agustinus kemudian meneruskan pendidikannya di SD dan SMP Xaverius Tugumulyo.
Agustinus lalu melanjutkan pendidikan SMA di SMA Xaverius Lubuklinggau, Sematera Selatan.
Sejak SMP, Agustinus bercita-cita menjadi doktor meskipun saat itu ia tidak tahu apa itu doktor.
Agustinus mengaku saat itu ia hanya mengetahui melalui televisi bahwa doktor pasti menjadi pejabat atau menteri.
Saat tamat SMA, Agustinus menjadi satu di antara lulusan terbaik di Kabupaten Musi Rawas.
Hal ini kemudian membawanya berhasil diterima pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes.
Berbekal modal seadanya, di tahun-tahun awal kuliah, Agustinus sempat memperoleh IPK 1,36.
Hal tersebut sangat memukul mental dan harapannya.
Baca: Rektor UNS Jamal Wiwoho Nilai Pandemi Covid-19 Tak Mengubah Deretan Prodi Favorit
Namun, dengan tekat kuatnya, Agustinus kemudian berhasil lulus di tahun 1995 dengan urutan ke-5 dari 100 orang angkatan 1990.
Sebelum lulus, Agustinus berhasil diterima di PT IPTN Bandung.
Kemudian, di tahun 1996, Agustinus pindah ke PT Indomobil Suzuki Internasional Roda 2 Divisi Service Development membawahi area servis Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
Krisis yang melanda di tahun 1998 membuatnya putar halauan menjadi dosen dan kembali ingin mewujudkan cita-cita menjadi doktor.
Meskipun diterima di beberpa perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, Agustinus memilih Untar sebagai tempatnya berkarir sebagai dosen.