TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam menghadapi persaingan global saat ini, pemerintah menempatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai program prioritas.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memaknai pembangunan SDM unggul bukan hanya berdaya saing global, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme sebagai identitasnya, yaitu dengan tetap berpijak pada kearifan lokal.
“Saya mengharapkan Anda semua dapat mewujudkan semangat nasionalisme tersebut, sehingga sekalipun kita memiliki keunggulan kompetitif secara global, kita selayaknya tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal,” Ma’ruf dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) via video conference di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro No. 2, Jakarta, Senin (07/09/2020).
Dirinya mencontohkan Presiden ke-3 RI B.J. Habibie yang patut diteladani oleh pemuda Indonesia.
Baca: Menhan Prabowo Temui Maruf Amin Lapor Perkembangan Program Lumbung Pangan
"Beliau adalah bukti nyata bahwa kecerdasan atau kemampuan mampu melanglang buana dan bersaing di era global ini, tetapi hati atau jati diri tetap melekat sesuai dengan identitas dan akhlak sebagai insan nusantara," katanya.
Lembaga pendidikan tinggi, dikatakan Ma'ruf, harus memiliki metode yang kreatif dalam menyisipkan bahan ajaran untuk memantapkan kesadaran dan pemahaman ideologi negara yakni Pancasila, sebagai satu-satunya ideologi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Dengan kokohnya ideologi Pancasila, kita memperkuat identitas bangsa kita,” tegas Wapres.
Upaya pengasahan dan penguatan karakter mahasiswa, Ma'ruf menyebut, sangat diperlukan agar mampu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai yang utama tanpa memandang suku, agama, dan golongan.
“Pendidikan karakter ini perlu diselenggarakan dengan metode yang lebih inovatif dan kreatif agar tetap menarik dan efisien,” ucapnya.
Wapres juga menekankan pentingnya peningkatan upaya penyempurnaan pendidikan kemampuan teknis yang diiringi dengan pengembangan kemampuan komunikasi atau soft skill.
“Dengan kombinasi yang baik, maka akan tercipta lulusan yang humanis, dan mampu menghadapi perubahan sosial,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wapres berpesan kepada para mahasiswa agar mampu mengoptimalkan kesempatan yang dimiliki dalam mengenyam pendidikan tinggi.
Sebab, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS-BPS) Februari 2020, dari 137,91 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, hanya sekitar 14,2 juta atau hanya 10,3% yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.
“Kesempatan ini merupakan karunia Allah, dan bentuk rasa syukur Anda atas karunia tersebut adalah dengan belajar dan bekerja keras agar Anda dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan,” pesannya.
“Dunia tidak akan menjadi lebih baik hanya karena banyaknya orang cerdas, tetapi dunia akan lebih baik karena moralitas dan kohesi sosial yang baik,” pungkas Ma'ruf.