Menurut Fahri, ada banyak hal baru yang bisa dipelajari selama masa krisis akibat pandemi Covid-19 terjadi.
Mantan politikus PKS itu juga mengkritik tayangan di TV yang lebih banyak menyiarkan soal omong kosong, orang tertawa tidak jelas, serta orang-orang yang berakting konyol tidak jelas.
Akan lebih baik, kata Fahri Hamzah, TV membantu masyarakat memulai revolusi pendidikan.
"Sementara dalam krisis ini banyak hal baru yg harus kita pelajari, yg lama saja masih banyak yg ketinggalan."
"Ini TV menyiarkan omong kosong, orang2 ketawa gak jelas dan orang2 konyol akting gak kelas."
"Padahal lagi rugi TV-nya. mendingan bantu rakyat memulai revolusi pendidikan," sambung Fahri.
Fahri Hamzah lantas membandingkan kualitas penyiaran TV di Tanah Air dengan TV di negara maju.
TV di negara maju, katanya, lebih menonjolkan sisi edukasi atau pendidikan.
Sementara tayangan di TV Indonesia lebih banyak mengumbar aksi sadis, lucu, orang berjoged, atau kesedihan.
"Saya tuh nonton TV negara2 maju. Memang isi-nya pendidikan semua."
"Tapi TV kita isinya kalau gak sadis ya lucu, atau joget, atau sedih. Pagi diajar nangis malam diajar ketawa."
"Ampun deh pendidikan bangsa ku! Ini kan ada corona! @kemkominfo @jokowi," ujarnya.
Fahri Hamzah menilai, ada kemubaziran dalam media pendidikan Indonesia.
Sebab, semua izin frekuensi pada setiap TV diberikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.