News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Tak Perlu Panik Berlebih, Ini yang Akan Terjadi Bila Indonesia Masuk Jurang Resesi Menurut Ahli

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim saat berbincang dengan Tribunnews dalam Panggung Demokrasi: Bayang-bayang Resesi di Tengah Pandemi, Selasa (15/9/2020).ek

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik berlebih saat menghadapi resesi.

Resesi sendiri merupakan suatu keadaan ketika pertumbahan ekonomi mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal beruturut-turut.

Menurut Lukman, kunci masyarakat siap menghadapi resesi ialah percaya kepada pemerintah.

Hal tersebut ia sampaikan saat berbincang dengan Tribunnews dalam Panggung Demokrasi: Bayang-bayang Resesi di Tengah Pandemi, Selasa (15/9/2020).

"Dalam situasi (pandemi) seperti ini kita harus percaya pemerintah sudah bekerja."

"Sebab kalau masyarakat yakin pemerintah bekerja keras maka sebenarnya masyarakat tidak perlu panik (menghadapi resesi)," ujar Lukman.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim saat berbincang dengan Tribunnews dalam Panggung Demokrasi: Bayang-bayang Resesi di Tengah Pandemi, Selasa (15/9/2020).

Baca: Pengamat Ungkap Resesi Dipastikan Terjadi Akibat PSBB Jakarta, Tapi Langkah Anies Harus Dilakukan

Ia mencontohkan saat krisis ekonomi sempat mengguncang Indonesia pada 1998 silam.

Kala itu, Lukman merasa masyarakat sangat panik lantaran menganggap semua kebutuhan pokok akan mengalami kelangkaan.

Dampak ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah, lanjut Lukman, membuat mereka berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok.

"Sewaktu krisis 1998 saya merasakan betul paniknya masyarakat yang menganggap ada kelangkaan beras dan lain-lain."

"Saya dan masyarakat lain harus antre membeli karena adanya ketidakpercayaan kepada pemerintah."

"Kemudian tidak ada jaminan dari pemerintah bahan kebutuhan pokok tersedia, sehingga membuat kita panik," ungkap Lukman.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim saat berbincang dengan Tribunnews dalam Panggung Demokrasi: Bayang-bayang Resesi di Tengah Pandemi, Selasa (15/9/2020).ek

Baca: Permintaan Domestik Masih Loyo, Indonesia Siap-siap Hadapi Resesi

Oleh sebab itu, ia menyarankan pemerintah harus waspada dalam upaya memenuhi kebutuhan pokok yang cukup bagi masyarakat.

Kalau kepercayaan masyarakat tinggi bila pemerintah sanggup memenuhi kebutuhan pokok, maka menurut Lukman resesi hanya jadi cerita.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini