News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Rabies Sedunia, Dog Meat Free Indonesia Ingatkan Risiko Mematikan Penularan Rabies

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anjing liar.

"Mengingat bahwa perdagangan daging anjing bergantung pada aktivitas kriminal."

"Serta melanggar hukum dan peraturan yang berlaku berkaitan dengan kesejahteraan hewan dan pencegahan penyakit, juga diketahui memperparah penularan rabies, ini harusnya menjadi prioritas penanganan pihak berwenang."

"Perdagangan yang mempengaruhi kesejahteraan serta stabilitas nasional dan internasional, tidak bisa lagi diabaikan ataupun dipertahankan sebagai pilihan individu ataupaun budaya."

Baca: Kasus Rabies di Klungkung Bali, Warga Diminta Ubah Cara Pemeliharaan Anjing

"Konsumen harus diingatkan bahwa daging anjing tidak mungkin bisa dipastikan aman untuk konsumsi manusia," terang Karin Franken, Jakarta Animal Aid Network.

Pasar yang memperdagangkan daging anjing seringkali berada di kota-kota padat penduduk, seperti Jakarta, Medan, dan Manado.

Menyediakan lingkungan yang hampir serupa dengan kondisi asal Covid-19 dipercayai merebak, di Wuhan, China, yang akan mengancam kesehatan dan keamanan bangsa.

Bukan hanya rabies, tetapi juga patogen baru yang mematikan.

"Dengan adanya ratusan anjing yang dijejalkan dalam truk dan dikirim melintasi provinsi bahkan antarnegara."

"Menuju ke rumah jagal dan pasar-pasar yang kotor, di mana hewan-hewan yang sangat stress ini kemudian dipajang dan disembelih bersama dengan banyak spesies liar dan domestik lainnya."

"Sangat mudah untuk melihat bahwa aktivitas perdagangan ini tidak hanya sangat brutal."

"Namun juga tempat berkembang biak yang sempurna untuk sebuah bencana kesehatan masyarakat yang akan datang," – kata Kelly O’Meara, Humane Society International.

Pada 2018, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Republik Indonesia menggambarkan perdagangan ini sebagai ‘kekejaman pada hewan’.

Setelah meninjau rekaman investigasi DMFI, pemerintah pusat pun telah menyatakan secara terbuka bahwa anjing tidak dianggap sebagai ‘makanan’ di Indonesia.

"Namun hingga saat ini kami masih menunggu kementerian untuk bertindak, dan sebagian pemerintah provinsi gagal menanggapi secara serius resiko rabies dan kekejaman hewan yang luar biasa dari perdagangan ini," kata Angelina Pane, Animal Friends Jogja.

Baca: 178 Warga di Bali Meninggal Akibat Digigit Anjing Rabies, Simak Langkah Preventif Mencegah Rabies

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini