Kita berada di bawah angka global untuk kasus aktif," ucap Doni dalam konferensi pers di akun Youtube
Sekretariat Presiden, Senin (28/9/2020).
Sementara tingkat kematian yang semula 4 persen pada 13 September turun menjadi 3,8 persen pada 27 September. Angka ini masih berada di atas rata-rata kematian dunia sebesar 3,02 persen.
"Angka kematian terus menurun meski masih di atas rata-rata global. Artinya peningkatan kapasitas layanan RS khususnya menangani pasien gejala berat, kritis, masih perlu ditingkatkan," katanya.
Untuk angka kesembuhan, lanjut Doni, juga diklaim meningkat. Dari data menunjukkan, angka kesembuhan sebesar 71 persen pada 13 September meningkat menjadi 73,8 persen pada 27 September.
Angka ini selisih tipis dengan rata-rata dunia yakni 73,85 persen.
"Angka kesembuhan naik dari minggu sebelumnya menjadi 73,8 persen akibat kasus aktif turun dalam seminggu terakhir," ujar Doni.
Doni menegaskan bahwa sejak memimpin penanganan covid-19 di sembilan prioritas, Luhut rutin memimpin rapat koordinasi dengan tiap kementerian/lembaga dan pakar epidemiologi terkait penanganan covid-19.
Dalam rapat itu, pihak Kementerian Kesehatan juga menyusun prosedur standar terkait penanganan covid-19 untuk diikuti seluruh rumah sakit.
"Sudah dibuatkan juga SOP untuk rujukan ke seluruh pimpinan rumah sakit agar bisa mengikuti SOP yang disusun Kemenkes," tuturnya.
Tim ahli Mundur
Selain kasus yang cenderung naik, penanganan Covid-19 selama dua pekan terakhir juga diwarnai dengan mundurnya sejumlah tenaga ahli dari Satgas Penanganan Covid-19.
Salah satunya adalah Guru Besar Universitas Indonesia, Akmal Taher, yang memilih mundur sebagai Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 karena merasa pemerintah kurang serius melakukan kewajiban 3T atau testing, tracing, dan treatment ke masyarakat.
"Kita kan harapannya testing, tracing itu lebih banyak, bagusnya kan seperti itu yang harus kita kerjakan, usulan dari pakar seperti itu, memang ada tanda-tanda mau ke sana, cuma tidak seperti yang kita harapkan gitulah, saya kira mesti lebih bagus kita kerjakan dari luar," kata Akmal .
Selain Akmal, kemarin dr Lula Kamal juga mundur sebagai Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19, alasannya dia tidak bisa bekerja full time di Satgas karena masih mempunyai kewajiban di tempat lain.(tribun network/fik/dod)