TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa lalu Jaksa Pinangki Sirna Malasari terungkap.
Pinangki pernah menikah dengan pejabat di kejaksaan agung yaitu Almarhum Djoko Budiharjo.
Hasil pernikahannya itu pula yang disebut sebagai sumber pendapatannya sampai saat ini.
Hal itu disampaikan tim penasihat hukum Pinangki saat membacakan nota pembelaan atau eksepsi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Eksepsi itu dibacakan bergantian, di antaranya Aldres Napitupulu dan Jefri Moses.
"Dalam kesempatan ini kami sedikit menyampaikan mengenai profile terdakwa agar diketahui dan menjadi pertimbangan awal dari Majelis Hakim, hal ini sengaja terdakwa sampaikan di persidangan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang juga sering dilontarkan di media perihal gaya hidup yang dianggap berkelebihan dan tidak sesuai profil sebagai jaksa," kata penasihat hukum.
Pinangki secara resmi menikahi Djoko Budiharjo pada 2006.
Ia menikahi Djoko yang berstatus duda selama dua tahun lamanya.
"Namun pernikahan antara terdakwa dan suaminya ini berakhir dengan meninggalnya Djoko Budiharjo pada Februari 2014," kata dia.
Djoko selama hidupnya pernah menjabat sebagai Kajati Riau, Kajati Sulawesi Tenggara, Kajati Jawa Barat, terakhir sebagai Sesjamwas.
Baca halaman berikutnya profil Djoko Budiharjo...
Kemudian setelah pensiun, Djoko berpraktek sebagai advokat.
Saat Djoko berprofesi advokat inilah Pinangki mengetahui suaminya menyimpan uang dalam bentuk banknotes mata uang asing.
Hal itu bentuk warisan kepada Pinangki untuk kelangsungan hidup karena Djoko menyadari tidak akan bisa mendampingi istrinya yang terpaut beda usia 41 tahun.
"Sehingga almarhum pun menyiapkan banyak tabungan tersebut," kata dia.
Selepas ditinggal sang suami, Pinangki akhirnya menikah dengan perwira Polri, Napitupulu Yogi Yusuf.
Dan mengingat peninggalan Djoko yang cukup banyak itu, maka dalam pernikahan keduanya ini membuat Perjanjian Pisah Harta dengan Napitupulu Yogi Yusuf.
Aldres mengatakan, pemaparan soal riwayat Djoko untuk memberikan pencerahan terkait sumber pendapatan Pinangki.
Sebab, jaksa penuntut umum mendakwakan Pinangki membelanjakan uang untuk mengaburkan asal-usul duit haram hasil suap dari Djoko Tjandra.
Pinangki dituduh telah melakukan tindak pencucian uang.
Profil Almarhum Djoko Budiharjo
Djoko Budiharjo, suami pertama Jaksa Pinangki Sirna Malasari sebelum menikah dengan periwira polisi, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf.
Sosok Djoko Budiharjo diungkap mantan istrinya, Indri, yang memilih bercerai karena Djoko Budiharjo akhirnya menikahi Jaksa Pinangki secara resmi.
Dalam acara Fakta TVOne, Senin (7/9/2020), seperti dikutip dari Surya.co.id dijelaskan bahwa Indri menyatakan Djoko Budiharjo adalah mantan Kajati Jabar, Kajati Pekanbaru, Kajati Sulawesi Tenggara, dan Sekretaris Jaksa Agung Muda Pengawasan.
Djoko Budiharjo kini telah meninggal dunia.
Menurut pengakuan Indri, suaminya mengenal Pinangki saat masih menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi di Pekanbaru di Riau.
Saat Djoko Budiharjo mutasi menjadi Kajati Jabar, ia membiayai kuliah Pinangki di Fakultas Hukum Universitas Ibnu Khaldun di Bogor hingga lulus dan menjadi jaksa.
Kepada Indri, Djoko Budiharjo mengaku kalau Pinangki adalah anak kenalannya yang membutuhkan biaya kuliah.
Kepada rekan-rekannya, Djoko Budiharjo mengaku sebagai paman dari Pinangki.
Belakangan Indri mengetahui kalau Pinangki telah menikah siri dengan suaminya, hingga Indri pernah melabrak Pinangki di rumahnya yang dibelikan Djoko Budiharjo.
"Saya bilang tinggalkan saja Pak Djoko. Dia kan anaknya udah banyak," jelas Indri.
Saat itu Pinangki menjawab dirinya rela menjadi istri kedua Djoko Budiharjo karena butuh biaya kuliah.
Djoko Budiharjo secara resmi menikahi Jaksa Pinangki usai dirinya pensiun.
Indri sendiri kemudian pulang ke rumah orangtuanya di Lampung usai Djoko menikahi Pinangki hingga dirinya memutuskan untuk bercerai.
Indri pun tidak bisa memungkiri bahwa pasti dirinyalah yang akan tersingkir.
"Saya terus terang juga banyak anak-anak saya yang perempuan, jangan sampai kita jadi yah, ganggu rumah tangga orang, jadi akibatnya ya itu dia," ucap Indri.
"Saya sendiri sakit yah, gimana lah perasaan wanita hancur lah, sekian puluh tahun jadi pendamping kita tahu lah gimana istri muda pasti lebih butuh kedekatan, yang lebih dibanggakanlah ya, lebih baik saya mengalah saja," ungkapnya.
"Kalau orang Jawa bilang, becik ketitik olo ketoro (sebuah kebaikan maupun sebuah keburukan pada suatu saat nanti akan terlihat dengan sendirinya). Toh akibatnya akan kembali ke kita," pungkasnya. (Ilham/Hasanuddin).
Sumber: Tribunnews.com/Surya.co.id.