TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intelektual entrepreneur, Denny JA merespon tulisan Satrio Arismunandar beberapa waktu lalu di media sosial.
Menurut Satrio, Denny JA adalah potret intelektual paling lengkap, dan paling kaya dimensi dalam sejarah Indonesia.
Denny JA mengaku, terinspirasi para pendiri bangsa.
Seiring berubahnya zaman, dia mengaku ingin melengkapi kapasitas dirinya.
“Saya terinspirasi oleh generasi the founding fathers: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, dan Soetomo. Mereka itu wujud dari apa yang disebut Plato dengan Philosopher King. Dalam bahasa populernya, wujud dari pemimpin pemikir, dan pemikir pemimpin," ujar Denny saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (3/10/2020)
Menurut Denny, mereka menyatukan kapasitas sebagai pemimpin, aktivis, politisi, dengan kapasitas sebagai pemikir, filsuf, intelektual dan penulis.
“Namun zaman berubah. Perlu tambahan kapasitas satu lagi: pemimpin, pemikir dan entrepeneur. Kemampuan dan kecerdasan finansial juga dibutuhkan untuk mempunyai dana ekstra jika ingin aktif mandiri di ruang publik. Inilah mesin yang menggerakkan saya sejak berusia 20 tahun,” ujar Denny JA,
Sementara itu, Denny JA merespon Satrio yang menulis, dalam 20 tahun terakhir, Denny JA aktif bergerak di lima bidang sekaligus.
Di lima bidang itu, Denny JA mencapai puncaknya.
Di dunia politik, Denny JA merupakan founding father konsultan politik Indonesia.
Ia mengawinkan politik praktis dan ilmu pengetahuan.
Di dunia ini, Ia membuat teori 10 P dalam marketing politik.
Pakar lain menyebut Ini Denny JA’s Law of Political Marketing.
Di dunia sastra, Denny JA membawa tradisi baru puisi, yang disebutnya puisi esai.