Mengulas sejarah, kata Johan, wilayah pantura seperti Indramayu dan Cirebon masih termasuk merupakan suku Sunda.
"Hanya kata dia, terdapat perbedaan bahasa dan beberapa budaya saja," katanya.
Muncul wacana perubahan, kata dia sangat berterimakasih kepada para tokoh Sunda yang telah mengusulkan perubahan nama tersebut.
"Menurut kami, hal itu dapat menghidupkan kembali karakter Sunda yang pemberani serta memiliki sejarah yang besar," katanya.
Ia mengharapkan agar wacana perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda untuk dikaji secara mendalam.
"Jika atur jadwal untuk mengundang para tokoh Sunda untuk berdiskusi dengan Komisi V DPRD Jawa Barat yang membawahi kebudayaan untuk membahas wacana perubahan nama tersebut," katanya.
Pengkajian sebelumnya kata dia bisa dilihat dulu plus minusnya seperti apa tapi hakikatnya kenapa tidak kalau lebih mendatangkan manfaat.
"Saya harapkan tokoh-tokoh yang punya inisiasi perubahan nama bisa diskusi dengan kami," katanya.
Menanggapi wacana pergantian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda atau Tatar Sunda, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sebagian besar masyarakat di Provinsi Jawa Barat harus lebih dulu mengerti bahwa Sunda bukanlah sebuah suku atau etnis, namun sebuah nama geografis.
Baca juga: Perjuangan Ridwan Kamil Yakinkan Vaksin Covid-19 Aman, Ada yang Menuding Pura-pura dan Berbohong
Gubernur dalam hal ini mengacu pada sebutan Lempeng Sunda yang merupakan bagian dari Lempeng Tektonik Eurasia, yang kini secara administratif meliputi Kalimantan, Jawa, Sumatera, bahkan sebagian Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, Singapura, Kamboja, dan Vietnam.
"Harus masyarakat ketahui, Sunda itu sebenarnya bukan etnisitas. Sunda itu wilayah geografis, meliputi Sumatera Kalimantan, dan Jawa, yang disebut Sunda Besar. Kemudian ada Sunda Kecil, yaitu Bali, Nusa Tenggara, dan lain-lain. Tapi dalam perjalanan sejarahnya, menjadi nama etnisitas. Nah kesepakatan ini belum semua orang paham, jadi masih panjang ya," kata Gubernur yang akrab disapa Emil ini.
Emil mengatakan pihaknya pun harus melihat dulu secara fundamental, bahwa Provinsi Jawa Barat, jika secara namanya, memang sudah bukan lagi Jawa bagian barat.
Jawa paling barat kini adalah Banten.
"Paling barat ya bukan Jawa Barat, tapi Banten," tuturnya.