News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendistribusian Vaksin Covid-19 Untuk Masyarakat Akan Terapkan Beberapa Pola

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Sosial, Bambang PS Brodjonegoro saat menjadi pembicara dalam Webinar Series dalam rangka HUT Partai Golkar ke-56 yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (20/10).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan pendistribusian vaksin Covid-19 akan dilakukan beberapa pola. Selain pendistribusian berdasarkan kelompok umur (age specific vaccination), distribusi vaksin juga akan diberikan kepada masyarakat yang memiliki penyakit bawaan termasuk juga kontak (komorbid) sosial (contact-pattern vaccine distribution), seperti tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, mereka yang bekerja pada sektor layanan dan jasa publik.

Hal itu disampaikan, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Sosial, Bambang PS Brodjonegoro saat menjadi pembicara dalam Webinar Series dalam rangka HUT Partai Golkar ke-56 yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (20/10). Webinar series yang dibuka langsung oleh Ketua Panitia Penyelenggara HUT Partai Golkar ke-56 Agus Gumiwang Kartasasmita itu juga menghadirkan, Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius dan Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.

“Selain itu juga distribusi berdasarkan lokasi / geografi (geographic-district vaccination) dimana laju infeksi dan penyebarannya tinggi,” ujarnya.

Bambang juga menyebutkan, saat ini gedung Indonesia Life Sciences Center (ILSC) di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong akan dijadikan pusat penelitian dan pengembangan vaksin Merah Putih.

"Gedungnya sudah ada, sekarang sedang didesain lab di dalamnya yang bisa dipakai setiap platform dan juga sedang ditawarkan ke perusahaan untuk line of production," ujarnya.

Sementara terkait harga vaksin, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyebutkan, untuk masalah harga vaksin, pihaknya akan menunggu keputusan dari pemerintah pusat.

“Nanti itu (harga vaksin) dari pemerintah final price-nya. Kita hanya akan menyerahkan harga pokok produksinya saja, Karena apa yang kami kerjakan ini kan sifatnya penugasan. Jadi akan ada penugasan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kepada Bio Farma,” ungkapnya.

Namun, Honesti menyebutkan, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ia berharap harga vaksin akan berada pada harga Rp200 ribu per dus.

“Kalau dibandingkan harga dari informasi beberapa media, kita akan menetapkan ada di range low ke middle,” tegasnya.

Sedangkan untuk percepatan vaksinasi, Honesti mengungkapkan pemerintah akan melakukan impor vaksin. Namun, hal itu ditujukan untuk program vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan tenaga frontline dalam menangani Pandemi Covid-19.

“Untuk itu, tim BPOM untuk akan melakukan site visit ke fasilitas produksi di Beijing kepada kandidat vaksin untuk memastikan bahwa vaksin yang akan diimpor tersebut sudah memenuhi standar kualitas produksi vaksin dan juga untuk memastikan bahan baku dan proses produksinya tidak mengandung atau terkontaminasi bahan-bahan non-halal,” bebernya.

Sementara itu, Presiden Direktur Kalbe Farma dalam pemaparannya mengatakan Kalbe Farma ikut berpartisipasi dalam uji klinik untuk pasien Covid-19, yakni 2 produk herbal Indonesia untuk imunomodulator dan 1 calon produk vaksin DNA.

Di samping itu, pihaknya juga menyediakan laboratorium untuk tes swab PCR dan melakukan riset baru untuk tes Covid-19 tanpa PCR.

“Selain itu, Kalbe Farma melakukan pengadaan obat Covid-19 dan transfer teknologi untuk produksinya,” katanya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini