Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Pandemi virus corona (Covid-19) mendorong pemerintah tegas memberlakukan protokol kesehatan melalui kampanye #ingatpesanibu untuk menghentikan rantai penyebarannya.
Hal ini dilakukan melalui arahan Satgas Covid-19 yang saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan, agar masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia, sehingga pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Masyarakat kini tidak hanya wajib menjaga jarak sosial maupun fisik (social dan physical distancing), namun juga mengimplementasikan kebiasaan 3M dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Menristek: Imunitas dari Vaksin Covid-19 Kemungkinan Tidak Bertahan Seumur Hidup
Selain di lingkungan masyarakat, kawasan perkantoran termasuk Kementerian dan Lembaga (K/L) pun turut menerapkannya.
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjadi salah satu lembaga yang concern pula terhadap isu ini.
Baca juga: Total 151 WNI di Luar Negeri Meninggal Dunia akibat Covid-19
Seperti yang dilakukan Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN yang tidak hanya menerapkan kampanye 3M, namun juga assessment terhadap siapapun yang masuk ke kawasan itu, termasuk para tamu.
Kasubag Persuratan, Kepegawaian, dan Dokumentasi Ilmiah PTRR BATAN, Arief Imam Nugroho mengatakan bahwa penerapan aturan mencuci tangan menggunakan sabun dan pengukuran suhu merupakan hal yang wajib dilakukan.
Bukan hanya karena laboratorium itu harus steril, namun juga untuk mencegah penyebaran virus corona di kompleks teknologi nuklir tersebut.
Pernyataan itu ia sampaikan saat ditemui Tribunnews di Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka PTRR BATAN, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (20/10/2020).
"Yang pertama itu mencuci tangan dengan sabun, lalu yang kedua nanti diukur suhunya," ujar Arief.
Selain itu, para tamu yang hendak memasuki kawasan tersebut diwajibkan pula mengisi formulir assessment.
"Terus kalau tamu kita ini biasanya ngisi assessment, ada formnya di (bagian) pengamanan," jelas Arief.
Sehingga melalui serangkaian pertanyaan yang ada dalam formulir itu, bisa diketahui terkait riwayat perjalanan serta kontak yang dilakukan oleh para tamu dalam waktu dekat.
"Jadi, dia seminggu terakhir merasakan sakit atau nggak, kunjungan ke keramaian atau nggak, atau ada tetangga yang positif (corona) nggak, nah di acc nanti sama orang (bagian) keselamatan," kata Arief.
Setelah mengisi formulir dan dianggap aman, maka mereka pun diizinkan masuk.
Ia menyebut penerapan protokol kesehatan ini sudah sesuai dengan apa yang telah diatur pemerintah selama masa pandemi.
"Nanti baru boleh masuk (ke kawasan ini), detail jadinya, sesuai protokol kesehatan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) itu," papar Arief.
Selanjutnya, pemakaian masker dan menjaga jarak fisik maupun sosial (physical dan social distancing) pun turut diterapkan.
"Kalau masker dan jaga jarak, dari jauh itu udah terlihat. bedanya, di sini lebih detail aja sih pertanyaan seputar riwayat perjalanan," pungkas Arief.
Massivenya penyebaran virus corona yang terjadi sejak beberapa bulan lalu membuat pandemi ini tidak hanya berdampak pada melesunya perekonomian, namun juga banyak masyarakat yang harus kehilangan anggota keluarga.
Catatan Redaksi
Bersama kita lawan virus corona, Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).