News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Santri, saatnya Santri Jadi Modal Masa Depan Bangsa

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LDII menggabungkan pendidikan formal dengan pesantren. Tak hanya belajar ilmu agama, santri di Ponpes Gading Mangu, Jawa Timur turut memperoleh pendidikan berbasis IT dan keterampilan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai hari santri.

Tahun ini, pemerintah menetapkan tema “Santri Sehat Indonesia Kuat”.

Tema tersebut terkait dengan wabah Covid-19 yang masih belum menunjukkan tanda-tanda menurun.

“Tema ini adalah komitmen kita bersama dalam mendorong kemandirian dan kekhasan pesantren. Saya yakin jika santri dan keluarga pesantren sehat, dan bisa melewati pandemi Covid-19 ini dengan baik, Insya Allah negara kita juga sehat dan kuat,” ujar Menteri Agama Fachrul Razi, dalam pidatonya memperingati Hari Santri secara virtual, pada Kamis (22/10/2020).

Menag Fachrul Razi saat menjadi inspektur upacara bendera memperingati Hari Santri Nasional 2020, di lapangan Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2020). (Tim Humas Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)

Menurutnya, pesantren tempat santri menimba ilmu merupakan entitas yang rentan terpapar Covid-19.

Keseharian dan pola komunikasi para santri terbiasa tidak berjarak, antara satu dengan lainnya.

“Pola komunikasi yang islami, unik dan khas, namun sekaligus rentan penularan virus,” ujarnya.

Namun Fachrul Razi juga menegaskan, beberapa pesantren juga berhasil mencegah, mengendalikan, dan menangani dampak Covid-19 dengan baik di tengah keterbatasan fasilitas.

“Modal utamanya adalah tradisi kedisiplinan yang selama ini diajarkan kepada para santri, keteladanan, dan sikap kehati-hatian kyai dan pimpinan pesantren. Karena mereka tetap mengutamakan keselamatan santri dibanding lainnya,” imbuhnya.

Pondok Pesantren terapkan protokol kesehatan (Covid19.go.id)

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso dalam keterangannya mengatakan Hari Santri menjadi momentum untuk meningkatkan pemberdayaan santri agar semangat santri sebagai pejuang bangsa terus menggema.

 “Dalam perjalanan sejarah bangsa, di samping peran nyata dalam pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan, pesantren berperan penting dalam melahirkan insan yang beriman dan berkarakter untuk mengisi pembangunan nasional dalam kerangka NKRI,” kata Chriswanto.

Bila pada tahun 1945, peran santri yang besar dalam perjuangan terutama dalam Perang Surabaya, kini santri menghadapi tantangan berat.

Baca juga: Refleksi Hari Santri, Ahmad Basarah: Cinta Tanah Air Adalah Bagian Dari Iman

Chriswanto mengungkapkan pesantren masih dipandang sebagai kelompok pendidikan yang masih terpinggirkan.

“Alumni pesantren dianggap tidak mampu bersaing dalam dunia pendidikan, dunia kerja maupun birokratisasi pemerintahan,” ujar Chriswanto.

Dalam dunia pendidikan misalnya, alumni pesantren tidak lantas dapat meneruskan jenjang pendidikan pada sekolah umum maupun perguruan tinggi selain perguruan tinggi keagamaan.

Dalam dunia kerja, alumni pesantren dianggap tidak memiliki kecakapan keterampilan, selain di bidang agama, padahal tidak demikian.

Baca juga: Puan: Hari Santri Nyalakan Semangat Gotong Royong untuk Indonesia

Menurut Chriswanto, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren membawa angin segar bagi masyarakat pesantren.

Undang-Undang yang disahkan Presiden Joko Widodo itu semakin meneguhkan eksistensi lembaga pendidikan tertua di Indonesia tersebut.

“Afirmasi dan rekognisi pesantren sebagai satuan pendidikan semakin nyata dengan dituangkannya fungsi dakwah dan fungsi pemberdayaan masyarakat dalam UU Pesantren,” ujarnya.

LDII sendiri menggabungkan pendidikan formal dengan pesantren.

Dengan demikian, santri selain memperoleh pengetahuan agama juga memiliki pengetahuan umum yang setara dengan sekolah atau pendidikan tinggi lainnya

Baca juga: Selamat Hari Santri Nasional 2020, Diperingati Setiap 22 Oktober, Berikut Sejarah & Tema Tahun 2020

Chriswanto mengatakan santri memiliki paket lengkap dalam hal kognitif dan afektif.

Sementara dari sisi kecerdasan emosional dan kecerdasan dalam menyelesaikan masalah, mereka andal karena terbiasa mandiri.

Mereka memiliki kesabaran dan analisis karena terbiasa menelaah kitab.

“Secara keseluruhan santri memiliki daya hafal yang tinggi, dengan demikian mereka adalah generasi yang cerdas,” ujar Chriswanto.

Dengan demikian, menurut Chriswanto, memberdayakan dan mendidik santri dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi, merupakan modal besar membangun Indonesia yang karakteristiknya profesional religius.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini