TRIBUNNEWS.COM - Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto menanggapi penantian masyarakat terkait vaksin virus corona atau Covid-19.
Menurutnya, dalam jangka waktu pendek, ia berharap masyarakat tidak bergantung pada vaksin.
Sebab, penelitian untuk mendapatkan vaksin yang bermutu dan efektif memerlukan waktu yang lama.
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan 'Panggung Demokrasi: Menanti Vaksin Covid-19' bersama Tribunnews, Selasa (27/10/2020).
"Vaksin sebetulnya memang harapan kita, tetapi vaksin harapan untuk jangka panjang."
"Sebab penelitian untuk mendapatkan vaksin yang bermutu dan efektif itu biasanya memerlukan waktu 5-7 tahun, itu yang standar," kata dr Tonang.
Baca juga: Menristek/BRIN Sebut 3 Perusahaan Swasta Siap Bergabung Kembangan Vaksin Covid-19
Dalam kondisi darurat akibat pandemi seperti saat ini, ia mengingatkan agar masyarakat tidak berharap mendapatkan vaksin secepat kilat.
Kendati demikian, upaya untuk memperingkas waktu penelitian vaksin juga perlu dilakukan.
"Dalam kondisi saat ini, kita tidak mungkin berharap (vaksin corona diproduksi) secepat itu."
"Makanya ada upaya untuk memperingkas, dan kita baru memulai proses ini paling cepat di China."
"Sebetulnya kalau Desember bisa selesai uji klinisnya itu sudah luar biasa," kata dr Tonang yang juga menjabat Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS ini.
Baca juga: Indonesia Belum Putuskan Beli Vaksin Covid-19 AstraZeneca dari Inggris
Dalam penantian vaksin Covid-19 ini, ia juga mengingatkan banyaknya tahapan yang harus dilalui.
Setelah selesai uji klinis fase 3, maka perlu memproduksi vaksin dan mengedarkannya secara massal.
Termasuk juga memperhitungkan kekebalan vaksin tersebut pada manusia.