TRIBUNNEWS.COM - Maulid Nabi merupakan hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabi'ul Awal.
Tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari ini, Kamis (29/10/2020).
Dikutip dari kemenag.go.id, Menteri Agama Fachrul Razi mengajak masyarakat muslim untuk menyambut peringatan Maulid Nabi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi mengajak umat Islam untuk memperbanyak bacaan salawat Nabi.
“Mari terus memperbanyak shalawat. Di saat pandemi, mari sambut hari kelahiran pembawa risalah Islam rahmatan lil ‘alamin ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ungkap Menteri Agama di Jakarta Selasa (27/10).
Selain bershalawat, masyarakat di Indonesia biasanya memeriahkan Hari Maulid Nabi dengan melakukan berbagai tradisi unik yang berbeda-beda di daerahnya.
Dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber, berikut 7 tradisi perayaan Maulid Nabi SAW di berbagai wilayah Indonesia:
1. Tradisi Sekaten di Solo
Masyarakat Kota Solo atau Surakarta Hadiningrat, biasanya memperingati Maulid Nabi dengan mengadakan acara Sekaten.
Menurut KRT Haji Handipaningrat dalam buku 'Perayaan Sekaten', kata Sekaten berakar dari kata dalam Bahasa Arab, Syahadatain yang memiliki makna persaksian (syahadat).
Bagi masyarakat muslim, syahadat dianggap penting sebab merupakan proses pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan risalah Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari Kompas.com, Sekaten juga dimaknai sebagai sarana hiburan keluarga yang menunjukkan identitas kearifan lokal daerah setempat.
Sekaten ini menjadi upacara adat dan keagamaan yang diringi dengan suara gamelan.
Gamelan dari Keraton Surakarta dipindah menuju Masjid Agung dengan cara dipikul dan diarak.