Dikutip dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nur Hidayati menilai, pembangunan proyek "Jurassic Park" itu tidak berbasis keilmuan. Menurutnya, alih-alih melestarikan komodo dan habitat alaminya, pembangunan tersebut justru akan membuat komodo tersiksa.
"Pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca jelas menunjukkan pembangunan yang tidak berbasis keilmuan dan bertentangan dengan kearifan lokal masyarakat setempat," kata Nur kepada Kompas.com, Senin (26/10).
"Pembangunan Jurassic Park justru akan menciptakan neraka bagi komunitas komodo yang dapat berujung pada musnahnya hewan unik ini selamanya," tutur dia.
Namun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memastikan progres pembangunan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca TN Komodo telah mematuhi kaidah konservasi dan akan rampung pada bulan Juni 2021. Pemerintah beralasan, pembangunan tersebut sebagai upaya untuk melindungi dan melestarikan komodo dan habitat alaminya
Total jumlah biawak komodo pada 2018 sebanyak 2.897 individu dan pada tahun 2019 bertambah menjadi 3.022 individu atau bertambah 125 individu. Konsentrasi populasinya berada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Hanya sebanyak 7 individu di Pulau Padar, 69 individu di Gili Motang, dan 91 individu di Nusa Kode.
"Populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya adalah 5% dari populasi di Pulau Rinca atau sekitar 66 ekor. Bahkan populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil dengan kecenderungan sedikit meningkat di 5 tahun terakhir,” papar Wiratno, Rabu (28/10.
Terkait foto viral seekor Komodo yang seperti menghadang truk di Lembah Loh, Pulau Rinca, TN Komodo, Wiratno mengatakan, lokasi tersebut memang merupakan jalur lintas hewan purba itu. Ia mengatakan, adanya truk pengangkut bahan material, hal itu memudahkan pengerjaan pembangunan modernisasi itu.
"Soal foto yang viral kemarin itu sudah dijelaskan karena memang di situ jalur komodo melintas. Sedangkan pengangkutan material menggunakan alat berat tidak mungkin dilakukan oleh tenaga manusia," katanya.
Untuk itu, sebelum melakukan pengerjaan terdapat prosedur untuk memastikan lingkungan sekitar aman dari komodo.
"Kita pastikan bahwa komodo tidak boleh menjadi korban pembangunan, tidak boleh ada satupun komodo yang menjadi korban," imbuhnya.(rina/tribunnetwork/cep)