TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden, Aminuddin Ma’ruf, mengajak kaum santri untuk membuktikan diri sebagai pihak yang mampu beradaptasi dengan dengan perubahan zaman.
Para santri juga harus bisa membawa solusi di setiap tantangan bangsa yang terjadi.
Ajakan itu disampaikan Aminuddin dalam acara Silaturahmi Diaspora Santri se-Dunia yang digelar Development Project, dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2020, Sabtu (31/10/2020).
Acara yang mengambil tema “Peran Diaspora Santri untuk Pembangunan Negeri Pasca-Pandemi” itu dihadiri sekitar 1.000 santri dari dalam negeri maupun di seluruh dunia.
Aminuddin menjelaskan, Hari Santri Nasional diperingati sebagai momen bagi segenap bangsa Indonesia untuk mengingat dan meneladani semangat jihad kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Semangat tersebut harus terus dipupuk sebagai tiang pembangunan bangsa, terlebih di masa pandemi ini.
Baca juga: Peringatan Hari Santri, Gus Jazil Dorong Santri Kuasai Iptek Agar Menjadi Pelopor Perubahan
“Tetapi, semangat kebangsaan saja tidak cukup bagi santri untuk berkontribusi lebih pada pembangunan bangsa. Hal tersebut perlu diiringi pula dengan semangat kebangkitan ekonomi, semangat kebangkitan intelektual, dan semangat kebangkitan global di kalangan santri,” terangnya.
Acara Silaturahmi Diaspora Santri se-Dunia, lanjutnya, menunjukkan bahwa kini santri sudah banyak yang berperan dalam dunia internasional.
Mereka berperan dalam panggung-panggung global untuk menyebarkan dan mengenalkan nilai-nilai khas tradisi pesantren yang menjadi identitas Islam di Nusantara.
Tak lupa, dia pun mengucapkan terima kasih ke Kementerian Luar Negeri dan Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia/Ph.D Student at Charles University, Ceko, Choirul Anam yang memberikan dukungan pada acara ini.
Juga kepada perwakilan diaspora santri yang mewakili 5 benua, yaitu Ulfah Muhayani MPP (Dosen UIN Malang/Ph.D Student at Queensland University of Technology, Australia), M Rodlin Billah (Ketua PCINU Jerman/Ph.D Student at Karlsruhe Institute of Technology, Jerman), Abdul Ghofur Maimoen (Pengasuh PP Al-Anwar Sarang/Alumni Doktoral Universitas Al-Azhar, Mesir), Shamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York, Amerika Serikat) dan Prof Sumanto Al-Qurtuby (Professor at King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi).
"Tokoh-tokoh diaspora santri tersebut menggambarkan betapa potensi kelompok santri sangat besar untuk terlibat secara signifikan dalam pembangunan negeri,” ucapnya.
Sebagai Staf Khusus Presiden yang salah satu tugasnya berkomunikasi dengan kalangan Pondok Pesantren, Aminuddin siap berkolaborasi dengan para diaspora santri.
Baik dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan, ekonomi dan tentunya dakwah.
Dia memaparkan, data Kementerian Agama menunjukkan bahwa jumlah Pondok Pesantren di Indonesia sudah lebih dari 27 ribu. dengan jumlah santri lebih dari 4 juga.
Jumlah ini bisa menjadi peluang bagi Pemerintah untuk menjadikan Pondok Pesantren sebagai aktor utama dalam mengurangi ketimpangan yang ada di Indonesia.
Mengingat, salah satu masalah utama Indonesia sebagai negara berkembang adalah ketimpangan.
“Jika fungsi pemberdayaan SDM dan ekonomi pesantren bisa dimaksimalkan, Pondok Pesantren, yang letaknya tersebar di seluruh daerah di Indonesia, dapat menjadi solusi atas ketimpangan yang ada,” jelasnya.
Dunia pasca pandemi nanti, lanjutnya, akan banyak tren pembangunan yang berubah.
Seperti tren pada bidang pendidikan, ekonomi, budaya dan sosial.
“Segenap elemen santri perlu terus menciptakan kreativitas dan inovasi. Mari kita buktikan, santri dari dulu hingga kini, adalah kaum yang adaptif pada setiap perubahan zaman,” ajaknya.