Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring dengan penanganan yang semakin masif dan terkendali terhadap pandemi Covid-19, aktivitas ekonomi kembali menggeliat dengan mengikuti prosedur dan protokol kesehatan.
Berbagai upaya dan stimulus diberikan pemerintah kepada masyarakat guna menggeliatkan kembali roda perekonomian nasional.
Kementerian Perindustrian sebagai garda terdepan dalam melakukan pembinaan sektor industri terus berupaya agar pelaku industri dapat menjalankan produksinya, memenuhi kebutuhan bahan baku, kemudahan dalam proses ekspor impor, hingga kelancaran proses distribusinya.
Program Making Indonesia 4.0 yang telah dijalankan sejak tahun 2018 sebagai strategi transformasi industri 4.0 untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri nasional, sangat membantu dan memudahkan perusahaan industri dalam menyesuaikan dan menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Jokowi Sebut Vaksin Corona Tiba Akhir November atau Desember, Bisa Bentuk Jadi atau Bahan Baku
Ada 7 sektor prioritas Making Indonesia 4.0 yaitu: makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika, kimia, farmasi dan alat Kesehatan.
Penerapan industri 4.0 merupakan salah satu major project dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020 – 2024.
Penerapan Industri 4.0 dinilai dapat memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur agar lebih efisien dan menghasilkan produk berkualitas.
Pemerintah selaku pembuat kebijakan akan terus mendorong dan memfasilitasi kebutuhan riil sektor industri prioritas dalam mengadopsi teknologi Industri 4.0 secara optimal.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Syariah RI Harus Direspons Industri Keuangan
"Proses transformasi industri 4.0 sangat membantu perusahaan industri dalam menyesuaikan dan menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 ini, baik pengaturan proses kerja maupun SDMnya, karena digitalisasi yang sudah dijalankan," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi, pada acara Conference dan Award Industri 4.0 pada 25 – 26 November 2020 di Jakarta.
Rangkaian acara Conference dan Award Industri 4.0 terdiri dari pemberian penghargaan INDI 4.0, penetapan National lighthouse 4.0, launching ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0), Virtual Plant; dan Conferences industri 4.0.
Pemerintah memberikan apresiasi kepada 2 perusahaan di Indonesia yang masuk dalam jajaran Global Lighthouse Network oleh World Economic Forum (WEF).
"Melalui Conference dan Award Industri 4.0, pemerintah memberikan perhatian dan enunjukkan kepada masyarakat dan dunia atas perkembangan implementasi industri 4.0 secara nasional yang pesat serta pencapaian journey transformasi industri 4.0 di perusahaan industri yang sangat baik," ujar Doddy Rahadi.
Di 2019 lalu, Kementerian Perindustrian telah melaunching Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dan melakukan assesmen INDI 4.0 untuk mengukur kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0.
Kemudian indeks tersebut ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2020 tentang pengukuran tingkat kesiapan industri dalam bertransformasi menuju Industri 4.0.
Guna pemulihan industri nasional, Kementerian Perindustrian tahun 2020 ini kembali melakukan assesmen INDI 4.0 dan pemberian Award INDI 4.0.
Pemberian Award INDI 4.0 Tahun 2020 dilakukan berdasarkan kriteria seperti capaian assesmen INDI 4.0 menggunakan 5 Pilar dan 17 Bidang, pelaksanaan project transformasi industri 4.0, keterlibatan perusahaan dalam program pendampingan industri 4.0, dampak transformasi industri 4.0 terhadap peningkatan produktivitas, efisiensi proses produksi, dan kinerja ekspor perusahaan industri; dan perusahaan tetap beroperasi dengan memenuhi protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 didukung oleh penerapan teknologi industri 4.0.
Setelah melakukan verifikai dan validasi capaian INDI 4.0 tersebut terpilih 13 perusahaan penerima penghargaan INDI 4.0 tahun 2020 yaitu PT. Garudafood Putra Putri Jaya, Tbk; PT. Greenfields Indonesia; PT. Kalbe Morinaga Indonesia; PT. Nutrifood Indonesia; PT. Globalindo Intimates; PT. TI Matsuoka Winner Industry; PT. Asia Pasific Rayon; PT. Kaltim Parna Industri; PT. Biggy Cemerlang; PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia; PT. Schott Igar Glass; PT. Akebono Brake Astra Indonesia; dan PT. Panggung Electric Citrabuana.
“Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai tools mengukur kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0 atau digital transformation journey,“ kata Doddy Rahadi.
Salah satu upaya strategis untuk mendukung percepatan adopsi Industri 4.0 adalah mendorong perusahaan-perusahaan yang unggul di sektornya terutama dalam kesiapan menerapkan teknologi Industri 4.0 untuk ditetapkan sebagai National Lighthouse 4.0.
Doddy Rahadi menjelaskan, penetapan perusahaan menjadi lighthouse Industri 4.0 diharapkan mampu menjadi contoh bagi perusahaan/industri manufaktur yang lain untuk dapat mengambil manfaat positif dari penerapan Industri 4.0.
“Sebuah lighthouse akan menjadi role model sekaligus juga mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia” ujar Doddy Rahadi.
Tahun initelah ditetapkan 3 perusahaan sebagai National Lighthouse Industry 4.0 yaitu: PT. Pupuk Kalimantan Timur; PT. Indolakto - Purwosari; dan PT. Akebono Brake Astra Indonesia.
Sementara itu, terdapat dua perusahaan yang telah diasesmen capaiannya dalam implementasi industri 4.0 oleh World Economic Forum (WEF), yakni PT. Schneider Electric Manufacturing Batam dan PT. Petrosea, Tbk.