Selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020.
Dirinya pernah nyantri di Pondok Tambak Beras, pondok Sidogiri, Pondok Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti majelis ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.
Munas X MUI
Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud, menyebut PBNU hanya mengusulkan nama Miftachul untuk menjadi calon ketua umum MUI.
Ia belum mengetahui jika ada kandidat lain yang akan maju bersama-sama Miftachul sebagai calon ketua umum MUI dalam Munas kali ini.
"Yang lainnya saya enggak ngerti. PBNU cuma satu aja itu," kata Marsudi.
Miftachul Akhyar sendiri menjabat sebagai Rais Aam PBNU sejak 2018 lalu.
Baca juga: Din Syamsuddin Minta Maaf Tak Hadiri Munas MUI ke-X
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, Jawa Timur itu menggantikan posisi Ma'ruf Amin usai dicalonkan sebagai kandidat wakil presiden pada Pilpres 2019.
Jika PBNU sudah mengajukan nama, sebaliknya PP Muhammadiyah belum mengajukan nama kader terbaiknya untuk menjadi calon Ketum MUI 2020-2025.
"Belum," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.
Ia menegaskan pemilihan Ketum MUI dilakukan oleh tim formatur yang akan dipilih dan ditetapkan peserta Munas.
Senada dengan Abdul Mu'ti, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan pihaknya belum mengetahui siapa kader Muhammadiyah yang diajukan untuk menjadi kandidat Caketum MUI.
Ia mengklaim bahwa PP Muhammadiyah tak mengajukan nama-nama personal secara khusus dalam Munas MUI.
"Tapi secara formal mekanisme diserahkan kepada Musyawirin (peserta Munas) diharapkan tidak memandang latar belakang ormas tertentu tapi kapabilitas dan kepantasan yang diutamakan," ujar Dadang.