Ketua Panitia Pengarah Munas MUI ke X, KH Abdullah Jaidi mengatakan, KH Miftachul Akhyar dipilih oleh utusan dari sejumlah MUI provinsi, sejumlah ormas di bawah naungan MUI, utusan perguruan tinggi, serta pesantren yang juga akan masuk di tim formatur.
“Ada juga tujuh orang itu dari MUI provinsi dari tujuh zona, dan dari 14 peserta ormas yang hadir offline (luring) akan dipilih lima orang, lalu satu utusan dari perguruan tinggi dan satu utusan dari pesantren,” ungkapnya di selaa Munas X MUI.
Selain memilih ketua umum dan mandataris, tim formatur juga bertugas memilih 22 nama untuk menduduki Dewan Pimpinan MUI dan juga tujuh nama untuk menduduki Dewan Pertimbangan (Wantim MUI).
Dijelaskan, dalam sistem pemilihan kepengurusan, MUI mengedepankan asas musyawarah mufakat. Hal ini karena, MUI adalah wadah ulama yang menjadi teladan umat secara luas.
“Kita tegaskan bahwa pemilihan ketua umum tidak ada bias politik, karena kita bukan partai politik,” sebutnya.
Munas X MUI berlangsung di Hotel Sultan Jakarta, 25-27 November 2020. Munas digelar secara luring dan daring.
Munas X MUI kali ini mengangkat tema “Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasathiyatul Islam, Pancasila, dan UUD NRI 1945, secara Murni, dan Konsekuen."