TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Riau merupakan salah satu wilayah yang mempunyai luas lahan terbakar cukup tinggi pada tahun 2019, yaitu dengan luas 90.550 Ha merujuk data pada situs sipongi.menlhk.go.id
Melihat data tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkolaborasi dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengolah lahan gambut secara baik dan benar tanpa melakukan pembakaran lahan, sehingga dapat mengurangi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Radito Pramono selaku Kepala Sub Direktorat Mitigasi Struktural BNPB mengatakan, Karhutla adalah bencana yang sering terjadi di Indonesia, tapi bencana karhutla dapat diantisipasi dengan cara melakukan langkah-langkah pencegahan sebelum munculnya api.
"Bencana karhutla bisa diantisipasi. Jika sebelumnya paradigma bencana dari responsif atau ketika terjadi bencana baru dilakukan tindakan, sekarang mulai berubah menjadi tindakan preventif yaitu mencegah terjadinya bencana dalam hal bencana karhutla dilakukan pencegahan dengan mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar," kata Radito dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/11/2020).
Lebih lanjut Ia menambahkan, pada tahun 2020 ini bencana karhutla cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2019.
Namun kegiatan mitigasi partisipatif karhutla tetap dilaksanakan, karena selain mencegah terjadinya karhutla, kegiatan ini dapat menjadi alternatif meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa harus merusak lingkungan.
Baca juga: Ungkap Tekanan Internasional Akibat Karhutla di Indonesia, Menteri LHK: Singapura Selalu Mengejek
"Meskipun karhutla hampir terjadi setiap tahun, tahun ini trendnya mengalami penurunan yang hanya seluas 15.442 hektar, tetapi tetap perlu melakukan pencegahan dengan tujuan kedepannya tidak terjadi lagi membuka lahan dengan cara dibakar, selain itu akan diajarkan untuk menanam tanaman yang juga memiliki nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat Pelalawan," tambah Radito.
Kemudian, Ia mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif guna mengurangi karhutla dengan tidak membuka lahan dengan membakar dan melaporkan jika ada oknum masyarakat yang membakar lahan.
"Dengan keterlibatan bersama dari seluruh elemen, diharapkan tujuan masyarakat Indonesia tangguh bencana akan tercapai," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Desa Petodaan Azwir menjelaskan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, diharapkan para peserta yang merupakan perwakilan kelompok tani ini dapat membagikan ilmu yang didapat kepada masyarakat lainnya.
"Kita semua mewakili masyarakat yang tidak hadir, ilmu yang didapat dapat dikembangkan kepada kawan-kawan yang tidak hadir karena tidak memungkinkan mengumpulkan semua kelompok tani pada masa pandemi," jelas Azwir.
Azwir menegaskan bahwa membuka lahan dengan cara dibakar tidak diperbolehkan dan diatur dalam peraturan yang berlaku di seluruh Indonesia.
"Mengolah lahan dengan membakar tidak diperbolehkan, ini merupakan peraturan yang berlaku bagi seluruh daerah di Indonesia," tegasnya.
Selanjutnya, Aminudin Hamzah Kepala Seksie Pengelolaan Struktur mengungkapkan selain bersama BRG, pemerintah provinsi Riau dan pemerintah kabupaten Pelalawan juga dilibatkan dalam kegiatan ini.