News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cegah Karhutla, BNPB Mengajak Warga Riau Tak Buka Lahan Dengan Membakar

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi.Kebakaran lahan terjadi di Jalan Nelayan, Kelurahan Sri Meranti , Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Rabu (26/2/2020). Berdasarkan informasi dari BMKG Pekanbaru, pada Bulan Februari 2020 ini, wilayah Provinsi Riau akan memasuki musim kemarau pertama ditahun 2020, sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi. (TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY)

"Pemerintah pusat dan daerah yang diwakili BPBD Prov. Riau dan BPBD Pelalawan, guna mensosialisasikan pencegahan karhutla," ungkap Aminudin.

Sedangkan, Lukman Hakim salah seorang perwakilan peserta menyatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat Pelalawan, karena selain memberikan teori juga diberikan praktek di lapangan sehingga peserta dapat cepat mengerti.

"Kegiatan ini adalah impian dari para warga untuk mendapatkan pelatihan dan berbagi ilmu tentang membuka dan mengolah lahan. Selama ini mendapatkan bibit dan peralatan sangat mudah, namun untuk mendapatkan ilmu belum pernah ada di desa ini," kata Hakim.

Kegiatan Mitigasi Partisipatif karhutla kali ini dilaksanakan sejak 25 hingga 27 November 2020 di desa Petodoan, kabupaten Pelalawan, provinsi Riau dengan memberikan materi dalam kelas dan mempraktekannya di kebun / lahan.

Salah satu metode pengajaran yang digunakan kali ini adalah dengan metode Demplot. 

Demplot atau Demonstration Plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan gambut percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. 

Pada hari pertama peserta mendapatkan teori-teori yang disajikan oleh fasilitator BNPB, BRG dan BPBD tentang bencana karhutla, pengetahuan lahan gambut dan budidaya di lahan gambut.

Kemudian hari kedua, peserta diberikan teori dan praktik bagaimana memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dari alam seperti jantung pisang, eceng gondok, telur keong mas, air kelapa, kacang hijau dan bahan alami lainnya untuk diolah menjadi pupuk tanpa harus membeli pupuk di pasaran. 

Pemanfaatan pupuk dari alam ini selain menekan biaya operasional, juga untuk menyuburkan tanah dan tumbuhan serta tidak memberikan dampak buruk bagi petani dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia.

Adapun hari ketiga peserta mempraktikan metode Demplot dengan diberikan pelatihan bagaimana mengolah tanah gambut, memilih bibit tanaman yang cocok pada lahan gambut, dan pemberian pupuk yang tepat sesuai dengan fungsi masing-masing dengan memberikan tambahan vitamin yang juga dibuat dari bahan-bahan alami yang mudah didapatkan sehari-hari agar menjadi produk yang unggul dan terhindar dari hama.

Sebelumnya kegiatan ini telah dilaksanakan di lima lokasi, yaitu di Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat, Kab. Balangangan, Kalimantan Selatan, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dan Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi, serta Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Kegiatan ini senada dengan imbauan Kepala BNPB Doni Monardo tentang tiga langkah pencegahan untuk mencegah karhutla terjadi.

Pertama mengembalikan kodrat gambut yang basah, berair, dan berawa. 

Kedua, mengubah perilaku agar masyarakat mengintervensi pihak yang berupaya membakar lahan untuk membuka lahan.

Ketiga, membentuk satgas di setiap daerah untuk memantik kepedulian dalam penanganan bencana.

Dengan langkah-langkah pencegahan seperti penempatan personil yang tepat serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai diharapkan upaya penanganan bencana karhutla dapat berjalan dengan maksimal sehingga kerugian materi maupun korban jiwa dapat berkurang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini