Selain itu menurut Hadi, TNI juga telah mengirimkan dukungan operasi penangkapan kelompok MIT tersebut.
"Dukungan-dukungan untuk operasi sudah kita kirim secara bertahap," katanya.
Hadi menegaskan TNI bersama Polri akan terus mengejar pelaku kejahatan yang membunuh satu keluarga secara keji tersebut, sampai tertangkap.
Baca juga: Legislator Nasdem Tegaskan Tragedi Kemanusiaan di Sigi Tak Boleh Terulang
Ia yakin dengan pasukan tambahan dan dukungan operasi yang dikirimkan kelompok tersebut dapat segera ditangkap.
"Dengan dukungan operasi tersebut saya yakin kelompok MIT yang melakukan kejahatan atas penduduk yang tidak berdosa segera ditangkap," ujarnya.
Kelompok Ali Kalora Diburu Polisi
Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, peristiwa pembunuhan itu pertama kali diketahui pada Jumat, 27 November 2020 sekitar pukul 10.30 WITA.
Baca juga: Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Diduga Polisi Jadi Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi
Saat itu anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.
Polisi pun kemudian langsung bergerak ke lokasi kejadian. Lantas, sesampainya di TKP, polisi menemukan empat mayat dan 7 rumah dibakar.
Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama dan tim inavis Polda Sulteng.
”Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.
Baca juga: Satu Keluarga di Sigi Tewas Dibunuh, Pelaku Kelompok Teroris, Warga Sekitar Lari ke Hutan
Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.
”Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut,” kata Awi.
Sementara itu Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Abdul Rakhman Baso membenarkan adanya peristiwa pembunuhan warga oleh kelompok teroris itu.