Seluruhnya merupakan kelompok jaringan Daulah Islamiyah. Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengatakan seluruhnya diketahui tergabung dalam satu grup media sosial (Medsos).
Mereka diduga berencana untuk melakukan aksi terorisme.
"Polri berhasil mengungkap jaringan daulah Islamiyah di Gorontalo pada 27 November 2020. Jaringan yang kami ungkap ini tergabung dalam grup medsos yang berencana melakukan amaliyah atau tindak pidana teror dengan jumlah 7 orang," kata Awi.
Menurutnya, kelompok ini terdeteksi berencana untuk melakukan aksi terorisme dengan menyerang TNI-Polri di Gorontalo.
Tak hanya itu, mereka juga merencanakan perampokan terhadap seorang anggota DPRD di Gorontalo.
"Kelompok ini merencanakan tindak pidana teroris di beberapa lokasi antara lain Polsek Marisa dan Polsek Pohuwanto, Koramil desa Tabulo, amaliyah terhadap anggota baru 6 Polres Pohuwatu dan 2 anggota densus 88 antiteror. Terakhir merencanakan perampokan dan perampasan anggota DPRD Gorontalo," jelasnya.
Lebih lanjut, Awi menuturkan penangkapan itu sebagai bentuk antisipasi Polri terkait adanya potensi ancaman keamanan masyarakat.
"Rangkaian penegakan hukum yang telah dilakukan oleh Polri bentuk kesiapan dan kewaspadaan kami melindungi masyarakat dari setiap potensi ancaman ke depan dengan istilah preventif strike," ujarnya.
Markas besar Kepolisian RI juga mengantisipasi adanya potensi aksi teror saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember 2020 mendatang. Brigjen Awi Setyono mengatakan tim gabungan Polri juga telah memetakan daerah yang dianggap rawan saat pelaksanaan Pilkada Serentak.
"Terkait potensi teror itu yang jelas sudah dilakukan mapping oleh Polri maupun Densus 88 Antiteror. Tentunya kita tidak bias sampaikan karena informasi intelijen," kata Awi.
Lebih lanjut, Awi menyampaikan tim gabungan Polri masif melakukan sejumlah penangkapan para pelaku terorisme. Hal itu juga sebagai salah satu antisipasi adanya aksi teror saat Pilkada Serentak 2020.
"Polri melakukan penangkapan-penangkapan para pelaku teror sehingga kita bias minimaze terjadinya kejahatan terorisme. Begitu banyak yang sudah ditangkap dalam waktu sebulan ini belum lagi yang bulan-bulan sebelumnya adalah salah satu upaya agar pelaksanaan Pilkada serentak 2020 bisa berjalan aman tertib kondusif," pungkasnya.
Diketahui, Pilkada serentak akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 di 270 wilayah, baik memilih gubernur, walikota maupun bupati.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menetapkan hari pelaksanaan Pilkada Serentak nantinya sebagai hari libur nasional.
Penetapan itu tertuang dalam Keppres Nomor 22 Tahun 2020 tentang "Hari Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020 sebagai Hari Libur Nasional".(Tribun Network/dwi/igm/wly)