Dalam konferensi pers tersebut, Fadil menunjukkan sejumlah barang bukti yang disebut milik simpatisan Rizieq.
Ada senjata api berupa dua pucuk pistol dan tujuh peluru. Selain itu, ada tiga selongsong peluru.
Menurut Kapolda, dua pistol tersebut bukan pistol rakitan. Versi polisi, pihak laskar menembak sebanyak tiga kali.
"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Fadil.
Barang bukti lain yang ditunjukkan adalah satu bilang pedang dan sebilah celurit.
Bukti rekaman
Sementara itu, beredar dugaan rekaman suara pendukung pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang hendak menyerang mobil polisi (Polri).
Dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat membenarkan dugaan rekaman suara ini, Senin (7/12/2020).
"Ada bukti tentang voice note, bagaimana sedemikan rupa direncanakan untuk dipancing ke sana dan kemudian dipepet."
"Semua terdata kan atau ternyata kan dengan jelas di dalam voice note itu. Sudah sangat diketahui oleh yang bersangkutan, bahwa itu anggota kita (Polri) tetap dilakukan upaya-upaya penyerangan oleh pihak mereka. Itu nyata, tidak dikarang-karang dan itu terlihat terdengar dalam voice note tersebut, itu fakta-faktanya," ucapnya.
Tribunnews.com pun mendapatkan suara rekaman yang berdurasi sekitar 19.46 menit ini.
Dari rekaman suara tersebut, sejumlah orang diketahui berencana untuk menghadang dan menabrak mobil polisi.
Ada sejumlah orang yang ikut bergabung dalam rekaman tersebut.
Baca juga: Komisi III DPR Akan Bentuk Tim Investigasi Terkait Polisi Tembak Enam Pengikut Rizieq Shihab
Mereka seakan tengah mengamati adanya sejumlah mobil polisi yang mengikuti rombongan.
Bahkan, dalam rekaman disebut ada mobil yang sudah mengikuti sejak tiga hari yang lalu.
Dalam rekaman tersebut, ada percakapan yang merencanakan untuk langsung menabrak mobil-mobil tersebut.
Berikut sebagian cuplikan rekaman suara yang diduga milik pendukung Rizieq:
Oknum A: Siap siap siaga ,siap siap bulan 1 meluncur
Oknum B: Akses bin madar apa sudah meluncur, posisi dimana
Oknum A: Mobil putih POI depan kita nih
Oknum C: Silver bos, Mobilio
Oknum A: Silver, silver Mobilio, pelat belakangnya POI, ada depan kita nih Bang Odon
Oknum B: Suruh bikin sayap jangan satu jalur, bikin sayap kanan kiri
Oknum C: Monitor Bang Odon, KJD sebelah kiri ane lagi pantau ya, ane di depan dikit oke, KJD mobil kedua
Baca juga: Polisi Tunjukkan Dua Pistol dan Pedang Milik Pendukung MRS yang Tewas Ditembak, FPI: Tidak Benar!
Oknum A: Chevrolet maju
Oknum C: Dimana Ti posisinya, posisi
Oknum A: Ada Avanza hitam tubruk saja pelat nomor yang tadi
Oknum C: KJD juga ikutin Don dari tadi siang, KJD yang kita uber itu yang itu sudah tiga hari dari Manggarai infonya
Oknum A: Udah tubruk aja kalau ketemu, langsung tubruk saja, hati-hati di belakang dia
Oknum B. Pokoknya stand by saja, Xpander ngikutin nih
Baca juga: 6 Laskar FPI Tewas, MUI Dorong Presiden Hidupkan Dewan Kerukunan Nasional
Oknum A: Waspada, waspada, pantau aja dulu, jangan ambil tindakan, nanti bila situasi sudah urgent baru ambil tindakan, nunggu komando
Oknum B: Siap yang penting waspada
Oknum C: Totalnya ada 3 mobil lebih, yang udah kebaca POI, PQI, yang 2 udah digambar di perumahan 1739 Avansa item ngikut kita
Oknum A: Pantau.. pepet terus, kalau bisa pelanin aja mobilnya
Bentuk Tim
Menanggapi perbedaan keterangan kasus penembakan enam orang anggota Front Pembela Islam (FPI) di Tol Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari antara polisi dan FPI, Ketua Presidium Indonesia Police Watch ( IPW) Neta S. Pane mendesak dibentuknya Tim Pencari Fakta (TPF) independen untuk mengungkap kasus.
"IPW mendesak agar segera dibentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya. Sebab antara versi Polri dan versi FPI sangat jauh berbeda penjelasannya," ujar Neta dalam keterangan tertulis Senin.
Sumber: Kompas.com/Tribun Solo/Warta Kota