News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penggunaan BBM RON Rendah Perburuk Kesehatan dan Kualitas Lingkungan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Banyaknya aktifitas kendaraan pada masa PSBB transisi dan pembuangan emisi kendaraan menimbulkan kabut di antara gedung-gedung bertingkat terlihat kabut asap di langit kota Jakarta, Senin (27/7/2020). WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selain membahayakan lingkungan, bahan bakar minyak (BBM) dengan RON rendah menyebabkan kualitas udara menjadi jauh menurun, tentu akan berpengaruh kepada ekosistem global.

"Tak hanya kendaraan, tetapi juga kepada pengaruh udara yang sangat berbahaya dan tentunya bagi dampak lingkungannya," ungkap Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan kepada wartawan, Rabu (9/12/2020).

Dia menekankan perlunya edukasi ke masyarakat agar terbiasa menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: BBM RON Tinggi Untungkan Pemilik Kendaraan, Edukasi ke Masyarakat Perlu Digencarkan

Jika kelak sudah terbiasa memakai BBM dengan oktan yang lebih tinggi, lanjut Mamit, konsumen bisa merasakan sendiri manfaat bahan bakar ramah lingkungan tersebut.

"Karena penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan juga menguntungkan pemilik kendaraan," ungkap dia.

Upaya pemerintah melalui komitmen Paris Agreement dan sesuai peraturan pemerintah nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara harus segera dilaksanakan.

Baca juga: BBM RON Rendah Berdampak Buruk: Pencemaran hingga Gangguan Kesehatan

Optimalkan Program Langit Biru

Mamit juga mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera merevisi aturan mengenai pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, terutama di Jawa Madura Bali (Jamali).

Karena menurutnya, aturan kewajiban pendistribusian Premium bertolak belakang dengan Paris Agreement.

"Untuk itu tak ada jalan lain, Kementerian ESDM harus segera merevisi aturan tersebut, sehingga tak ada lagi kewajiban pendistribusian Premium dan ini bisa diawali di Jamali," ujar Mamit.

Baca juga: Pakar Ingatkan BBM RON Rendah Bisa Bikin Piston Berlubang

"Program yang sekarang tengah berjalan sudah bagus, hanya saja pemerintah harus mengurangi konsumsi BBM RON rendah," beber dia.

Pengamat otomotif Anton Fiat berpendapat, penggunaan BBM dengan RON rendah berdampak kepada kesehatan.

"Tentu itu akan berdampak kepada lingkungan, terutama udara yang dihirup, akan mengganggu kesehatan masyarakat," ungkap Anton.

Jalan terbaik, kata Anton, dengan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat, untuk beralih kepada BBM RON tinggi yang lebih ramah lingkungan.

Karena, kata dia, ketidakadilan sosiologis baru dirasakan jangka panjang, sedangkan pihak yang sangat terdampak adalah masyarakat.

"Masyarakat yang menerima beban," kata dia.

BBM RON rendah, lanjutnya, memiliki dampak negatif paling dirasakan adalah buruknya kualitas udara, yang berdampak pula terhadap kesehatan masyarakat.

Jika berlanjut, dampak buruk tersebut akan terakumulasi. BBM RON rendah juga berkontribusi terhadap emisi Gas Rumah Kaca.

"Semua pihak harus berkontribusi, antara lain dengan meninggalkan BBM RON rendah," beber dia.

Terkait dengan berbagai kondisi itulah, lanjutnya, peningkatan kualitas BBM menjadi kebutuhan mendesak dan krusial.

Penggunaan BBM dengan angka oktan tinggi akan memastikan lingkungan yang lebih sehat, termasuk udara yang lebih bersih.

"Kalau udara sudah sehat, tentu manusianya juga menjadi lebih produktif," ujarnya.

Karena persoalan kualitas BBM sudah menjadi tanggung jawab bersama, menurut dia, sangat penting komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini