TRIBUNNEWS.COM - Kepolisian akan melakukan rekonstruksi terkait kasus penyerangan Polri yang berujung tewasnya 6 pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) lalu.
Rekonstruksi ini akan dilakukan setelah bukti-bukti pendukung kasus ini terpenuhi.
"Tentunya, penyidikan ini harus ada bukti pendukungnya."
"Jadi, bukan berarti kita menyampaikan, peran-peran saksi seperti ini, kita harus ada bukti pendukungnya."
Baca juga: Firasat Keluarga Korban soal Anggota Laskar FPI Tewas Tertembak: Tumben, Korban Minta Dipeluk Ibu
Baca juga: Pengacara FPI Yakin Polisi Tahu Keberadaan Habib Rizieq Shihab
"Nanti setelah tertata semuanya, nanti akan kita lakukan rekonstruksi," ucap Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono pada konferensi pers, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Jumat (11/12/2020).
Sebelumnya, Argo menyampaikan kepolisian harus mencari saksi-saksi terkait kasus penyerangan ini.
"Jadi nanti akan kita buktikan, mulai dari TKP pertama, dari Sentul, kita harus cari saksi di sana."
"Tentang keberangkatannya seperti apa, nanti kita perlu mencari saksi, sampai nanti ke TKP berikutnya, berkaitan dengan adanya insiden," ujarnya.
Baca juga: FPI Sebut Rizieq Shihab dan 5 Tersangka Lain Siap Diperiksa Polisi: Kapan Waktunya, Kami akan Penuhi
Baca juga: UPDATE Kasus Rizieq Shihab: Bakal Penuhi Panggilan Polisi, Imigrasi Sudah Terima Surat Pencekalan
"Semua saksi yang melihat, yang mendengar, silahkan, nanti akan kita periksa semuanya," lanjutnya.
Diketahui, kepolisian juga membuka hotline untuk masyarakat agar bisa lapor terkait kasus ini.
Sementara ini, Polri sudah memeriksa 14 saksi terkait kasus penyerangan yang menewaskan 6 pendukung HRS.
"Untuk sementara ini, kita sudah memeriksa 14 saksi," ujar Kadiv Humas Polri.
"Semuanya akan kita lakukan menggunakan apa Scientific Crime Investigation. Ada CCTV yang ada kita ambil," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Ia menyampaikan penyidik akan berkoordinasi dengan pihak Jasa Marga untuk mencari rekaman CCTV yang terkait peristiwa tersebut.
"Semuanya kita komunikasikan dengan Jasa Marga yang ada. Jadi kita perlu juga biar masyarakat tahu apa yang dilakukan oleh anggota kepolisian jadi biar paham. Kita tunggu saja ya," tandasnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menjelaskan kronologi penyerangan kepada polisi yang dilakukan sepuluh orang yang diidentifikasi sebagai pengikut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab (MRS).
"Tadi pagi sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta - Cikampek KM 50 telah terjadi penyerangan kepada anggota polri yang melaksanakan tugas lidik terkait pemeriksa MRS yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB," ujar Fadil, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020).
Baca juga: Saksi-saksi dari Titik Keberangkatan Hingga Lokasi Penembakan 6 Laskar FPI Akan Diperiksa Polisi
Ia menjelaskan bahwa polisi yang diserang tengah melakukan penyelidikan terkait adanya informasi pengerahan massa akibat adanya agenda pemeriksaan kepada Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang dijadwalkan berlangsung, Senin (7/12/2020) lalu.
"Berawal dari informasi bahwa akan terjadi pengerahan massa pada saat MRS diperiksa di Polda Metro Jaya dari berbagi sumber."
"Termasuk rekan-rekan media mendapat berita akan ada pengerahan kelompok massa," kata dia.
Setelahnya, Fadil menceritakan bahwa satu unit polisi yang beranggotakan enam orang dari Polda Metro Jaya melakukan lidik.
Saat itu, anggota kepolisian disebut mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS.
Baca juga: Tinggalkan Polda Metro, Kuasa Hukum FPI Tak Dapat Surat Pemanggilan untuk HRS
Namun ternyata kendaraan polisi justru dipepet dan diserang.
"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS (Muhammad Rizieq Shihab), kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," jelasnya.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur. Sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang itu meninggal dunia 6 orang," tandasnya.
Lebih lanjut, Fadil mengatakan empat diantara penyerang polisi itu diketahui melarikan diri.
Baca juga: Polri Ancam Pidanakan Penyebar Video yang Dinarasikan Insiden Penembakan 6 Laskar FPI
"Empat orang lainnya melarikan diri," katanya.
Sementara itu, DPP FPI , membenarkan adanya insiden bentrok antara anggota Polri dengan 10 Laskar Pengawal Imam Besar Habib Rizieq Shihab (IB HRS) di Tol Jakarta-Cikampek Km 50 Senin (7/12/2020) dini hari.
Berbeda dari keterangan polisi yang menyebut diserang Laskar Pengawal IB HRS, FPI justru menyebut rombongannya adalah pihak yang diserang.
Atas insiden bentrok tersebut, FPI mengklaim enam orang Laskar Pengawal Imam Besar Habib Rizieq Shihab diculik.
Baca juga: Rizieq Shihab Jadi Tersangka Kasus Kerumunan, Politikus PKB: Hargai Hukum, Jangan Buat Gaduh
Hal ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI Ahmad Shabri Lubis dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).
"Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB," ucap dia.
Shabri Lubis mengatakan, insiden bentrok itu terjadi di pintu Tol Karawang Timur.
Kejadian berawal saat rombongan Rizieq Shihab sedang dalam perjalanan menuju ke tempat acara pengajian subuh keluarga sambil memulihkan kondisi.
Baca juga: Fadli Zon Sebut FPI Mendukung Pancasila dan NKRI: Habib Rizieq Shihab Juga Bukan Gembong Teroris
Acara subuh keluarga tersebut merupakan acara internal.
"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan dihadang oleh preman OTK (Orang tak dikenal) yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB," ucap dia.
Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut, kata Shabri, menghadang dan mengeluarkan tembakan kepada Laskar Pengawal keluarga Rizieq Shihab.
"Hingga saat ini para penghadang berhasil melakukan penembakan dan 1 mobil berisi 6 orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi," kata dia.
(Tribunnews.com/Shella/Igman Ibrahim)