Nasir Abas Diberitahu Langsung Mukhlas, Kakak Iparnya
Nasir mengatakan, ia langsung membatin, Zulkarnaen tahu, tapi tidak mau memberitahu. “Bagi saya sudah cukup dengan respon itu, yang artinya memang anggota JI terlibat, lalu siapa yg terlibat?” tanyanya retoris.
Kecurigaan menguat ke sosok Mukhlas. Selain jabatannya sebagai Ketua Mantiqi 1, Mukhlas saat itu terlihat berbeda dari biasanya.
Earphone terus menempel di telinganya sepanjang kegiatan. Nasir Abas membatin, apakah seniornya itu sudah berubah pikiran menghalalkan musik, padahal Mukhlas mengharamkan nonton televise.
Karena merasa itu mustahil, Nasir Abas yakin Mukhlas tidak sedang mendengarkan musik sepanjang hari.
“Saya yakin pasti mendengarkan berita, dan berita yang didengarkan pasti tentang bom Bali,” kata Nasir Abas, yang mengaku leluhurnya berasal dari Sumbar dan Jawa Tengah.
Saat istirahat makan siang, Nasir Abas memberanikan mendekati Mukhlas, pria asal Tenggulun, Lamongan, yang merantau ke Malaysia lalu bertemu Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir.
Karena lebih tua umurnya, Nasir Abas menyapa tokoh itu ustaz, walau telah menikahi adik kandungnya. Nasir menempatkan Mukhlas tetap sebagai senior.
"Antum kah yg bikin bom Bali?” tanya Nasir Abas blak-blakan karena merasa punya kedekatan secara emosional.
"Ah.......firasat antum," jawab Mukhlas sembari tangannya menepuk jidat Nasir Abas.
“Bagi saya sudah cukup jawaban itu menjadi asumsi pertama saya, Mukhlas terlibat. Firasat itu bukan dzhon, karena firasat lebih mendekati benar,” imbuhnya.
Tanda tanya Nasir Abas tentang bom Bali terpecahkan tiga (3) hari setelah rapat markaziyah di Tawangmangu.
Kala itu Nasir Abas berkunjung ke rumah kontrakan Mukhlas di Gresik, Jawa Timur. Niatnya ingin menemui adik kandungnya, yang juga istri Mukhlas.
Ia menginap semalam di Gresik, sebelum pamit hendak pulang ke Palu, Sulawesi Tengah, tempat ia menjalankan kegiatan JI di Indonesia timur.