News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemendikbud Minta Pendidikan Vokasi Dapat Jawab Tantangan di Dunia Usaha dan Industri

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung mengamati pameran hasil penerapan Teaching Factory (Tefa) kelas industri SMK PGRI 13 Surabaya di Hotel Mercure Mirama, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/9/2019). Program pengembangan SMK untuk menyiapkan lulusannya saat ini juga dikemas dengan program pembelajaran dunia usaha dan industri (teaching factory). Teaching factory merupakan sebuah konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industri saat ini dan nanti. Surya/Ahmad Zaimul Haq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud Ahmad Saufi  mengatakan pendidikan vokasi harus dapat membangun dunia industri dan dunia usaha.

Menurutnya, kemampuan yang dimiliki oleh pendidikan vokasi harus memberikan nilai tambah dalam membantu pengusaha meningkatkan mutu hasil produksinya.

"Keberadaan pendidikan tinggi vokasi satu atau satuan penyelenggara pendidikan vokasi di tempat itu, hendaknya memberikan nilai tambah kepada pengusaha," ujar Saufi dalam webinar yang disiarkan channel Youtube Mitras DUDI, Selasa (15/12/2020). 

Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Harus Bantu Peningkatan Ekonomi di Daerah

Saufi membeberkan saat ini ada 5.500 lebih perusahaan besar, 60.000 lebih perusahaan menengah, dan 63 juta perusahaan mikro.

Menurut Saufi, pendidikan vokasi dapat berkontribusi dalam membantu perusahaan meningkatan nilai tambah produknya.

"Katakan kalau itu perusahaan plastik ya, yang tadinya perusahaan IFC ya jenis plastiknya. Vokasi bisa memberikan kontribusi bagaimana plastik atau pipa tersebut menjadi polietilen atau polypropylene ya," ucap Saufi.

Pendidikan vokasi dapat berkontribus pada industri makanan.

Melalui cara mengemas makanan yang baik, higienis.

Baca juga: Politeknik Negeri Kupang Melahirkan Seorang Guru Besar Vokasi Baru di Indonesia

"Kemudian Bagaimana delivery system-nya dari titik satu ke titik yang lain. Kemudian bagaimana marketingnya menggunakan kelebihan era digital sekarang ini e-commerce dan lain sebagainya," tutur Saufi.

Sehingga, menurut Saufi, hakikat adanya pendidikan vokasi untuk menjawab tantangan yang ada pada dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja.

Seperti diketahui, Ditjen Pendidikan Vokasi mendorong terjadinya kolaborasi yang erat atau Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja.

Kolaborasi yang terbentuk antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja harus mencapai tahap "menikah".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini