TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud Ahmad Saufi mengatakan pendidikan vokasi harus dapat membangun dunia industri dan dunia usaha.
Menurutnya, kemampuan yang dimiliki oleh pendidikan vokasi harus memberikan nilai tambah dalam membantu pengusaha meningkatkan mutu hasil produksinya.
"Keberadaan pendidikan tinggi vokasi satu atau satuan penyelenggara pendidikan vokasi di tempat itu, hendaknya memberikan nilai tambah kepada pengusaha," ujar Saufi dalam webinar yang disiarkan channel Youtube Mitras DUDI, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Harus Bantu Peningkatan Ekonomi di Daerah
Saufi membeberkan saat ini ada 5.500 lebih perusahaan besar, 60.000 lebih perusahaan menengah, dan 63 juta perusahaan mikro.
Menurut Saufi, pendidikan vokasi dapat berkontribusi dalam membantu perusahaan meningkatan nilai tambah produknya.
"Katakan kalau itu perusahaan plastik ya, yang tadinya perusahaan IFC ya jenis plastiknya. Vokasi bisa memberikan kontribusi bagaimana plastik atau pipa tersebut menjadi polietilen atau polypropylene ya," ucap Saufi.
Pendidikan vokasi dapat berkontribus pada industri makanan.
Melalui cara mengemas makanan yang baik, higienis.
Baca juga: Politeknik Negeri Kupang Melahirkan Seorang Guru Besar Vokasi Baru di Indonesia
"Kemudian Bagaimana delivery system-nya dari titik satu ke titik yang lain. Kemudian bagaimana marketingnya menggunakan kelebihan era digital sekarang ini e-commerce dan lain sebagainya," tutur Saufi.
Sehingga, menurut Saufi, hakikat adanya pendidikan vokasi untuk menjawab tantangan yang ada pada dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja.
Seperti diketahui, Ditjen Pendidikan Vokasi mendorong terjadinya kolaborasi yang erat atau Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja.
Kolaborasi yang terbentuk antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja harus mencapai tahap "menikah".