Luthfi saat pergi dari rumah hanya membawa sebuah tas kecil yang biasa digunakan untuk menyimpan Handphone (HP), KTP, dan barang-barang berharga lainnya.
Ayah Luthfi memastikan, putranya tidak membawa apapun selain tas kecil yang dimaksud.
"Saya ingat anak saya itu bawa tas kecil buat HP, KTP dan lain-lainnya, tidak ada senjata atau apapun itu," ucap dia.
Ayah Luthfi terakhir berkomunikasi dengan putranya pada hari Minggu pukul 14:00 WIB.
Baca juga: Diperiksa Polisi, Ketua Umum FPI dan Panglima LPI Baru Ditanya 17 Pertanyaan Hingga Sore
Baca juga: Irjen Fadil Ungkap Kronologi Hingga Hasil Uji Balistik Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI pada Komnas HAM
Dari komunikasi itu diketahui Luthfi dalam kondisi sehat, namun tidak bisa memastikan kapan bisa pulang ke rumah.
"Saya chatting-an (sama Lutfhi), jawabannya, 'Alhamdulillah saya sehat, saya belum bisa pulang bi, kurang tahu kapan pulangnya.' Setelah itu saya tidak berhubungan lagi," ucap Ayah Luthfi.
Senin sekira pukul 15:00 WIB, Ayah Luthfi mendengar kabar bahwa putranya jadi satu di antara yang tewas dalam insiden bentrok FPI dengan polisi.
Informasi itu ia terima dari tetangga yang ke rumah.
"Memberitahukan bahwa di berita media sosial dan TV, itu anak saya (Luthfi) termasuk yang diculik," ucap dia.
Namun yang terjadi bahwa Luthfi telah tewas.
Hingga akhirnya jenazah Luthfi bisa dibawa ke Markas FPI di Petamburan III untuk dimandikan, disalatkan, sebelum kemudian dikuburkan di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Ayah Luthfi menyaksikan proses pemandian jenazah Luthfi.
Melihat kondisi tubuh Luthfi, ada sejumlah hal yang membuat Ayah Luthfi menduga telah terjadi penyiksaan.
"Saya melihat sendiri pas dimandikan, menyaksikan, itu kayak disiksa, di punggung seperti 'geseng' (memar) terus mohon maaf, kemaluannya itu bekas diinjak, dan pipinya bengkak biru, dan kulit tangannya terkelupas," ujar ayah Luthfi.