Nantinya, vaksin bentuk curah itu akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.
"Kita amat bersyukur, alhamdulilah, vaksin sudah tersedia. Artinya kita segera bisa mencegah meluasnya wabah Covid-19. Tapi untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari BPOM," kata Jokowi.
BPOM Targetkan Izin Vaksin Keluar pada Januari 2021
Meski saat ini vaksin telah tersedia, proses vaksinasi belum bisa dilakukan sekarang ini.
Pasalnya, untuk bisa melakukan vaksinasi, pemerintah harus mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk setiap jenis vaksin yang dipakai, termasuk untuk vaksin Sinovac.
Terkait izin penggunaan darurat vaksin Sinovac, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito, mengatakan pihaknya masih menunggu data lengkap terkait uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac.
Data uji klinis itu penting untuk mengetahui efektivitas dari vaksin tersebut.
"Kami masih menunggu data yang lebih lengkap lagi untuk mendapatkan EUA," ujar Penny saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (10/12/2020), seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Data lengkap terkait vaksin Sinovac berasal dari PT Bio Farma sebagai pendaftar vaksin.
Data tersebut ditargetkan dapat diperoleh oleh BPOM pada akhir Desember dan awal Januari 2021 mendatang.
Pada masa darurat seperti pandemi Covid-19 saat ini, EUA dapat diberikan dengan standar efikasi yang lebih rendah yakni 50 persen.
Dalam kondisi normal, izin baru diberikan apabila efikasinya mencapai lebih dari 70 persen.
Baca juga: Aji Santoso Bicara Ini Soal Vaksin Covid-19
Selain itu data efikasi yang diambil pun cukup dari data sementara atau interim.
Bila sebelumnya data yang diambil setelah pemantauan selama 6 bulan, pada masa pandemi, mengacu pada aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bisa dilakukan dengan data 3 bulan.