Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) tahun 2020.
Program PMDSU yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 ini dilakukan untuk percepatan laju pendidikan Doktor.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan program PMDSU ini akan lebih kuat lagi jika diintegrasikan dengan perguruan tinggi terbaik di dunia.
Baca juga: Untuk Cek Penerima BSU Kemendikbud dan Mencairkan BLT Guru Honorer, Akses info.gtk.kemdikbud.go.id
"Jadi mahasiswa bisa satu semester sebagai bagian dari penelitiannya di mitra-mitra luar negeri, kemudian menggandeng program fast track dengan PMDSU," ungkap Nizam melalui keterangan tertulis, Minggu (20/12/2020).
"Jadi mahasiswa S1 bisa lanjut S2, dan S3 dalam kurun waktu enam tahun sudah bisa selesai semuanya, sehingga usia 25 tahun sudah bisa berkarya dan memiliki produktivitas lebih panjang," tambah Nizam.
Baca juga: Kemendikbud Beberkan Keuntungan Kedaireka untuk Perguruan Tinggi dan Industri
Kegiatan Expo PMDSU tahun ini dilaksanakan secara virtual. Ajang ini juga untuk mempertemukan Doktor muda dengan pemangku kepentingan.
Nizam berharap riset yang dihasilkan tidak berhenti hanya menjadi publikasi akan tetapi menghilir pada penggunaan di dunia industri.
Baca juga: Kemendikbud Rancang Wadah untuk Talenta Anak Berkebutuhan Khusus
"Saya sangat berharap agenda riset dari mahasiswa PMDSU lebih dari 50 persen risetnya datang dari hilir yaitu industri, masyarakat, dan pemerintah daerah," jelas Nizam.
Sejak PMDSU digulirkan tahun 2013, program ini telah diikuti 875 orang penerima beasiswa yang terbagi dalam 5 batch.
Penerima PMDSU dibimbing oleh promotor yang bergelar guru besar dalam bidang penelitian dan pengembangan iptek yang memiliki reputasi baik.