TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sandiaga Uno mengikuti jejak Prabowo Subianto bergabung dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Diketahui Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu berpasangan dengan Prabowo Subianto bersaing dengan Jokowi-Maruf-Amin memperebutkan jabatan presiden dan wakil presiden.
Tentu saja hal ini menjadi sorotan, karena yang sebelumnya rival politik kini bersatu dalam pemerintahan.
Sejumlah pihak pun memberikan respons terkait hal tersebut.
Baca juga: Presiden Jokowi Lantik 6 Menteri Baru Hari Ini
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai Presiden Jokowi sedang melakukan eksperimen atau percobaan, memasukan dua rivalnya dalam Pilpres 2019 menjadi menteri.
"Ini eksperimen yang perlu dilihat hasil akhirnya. Dua penantang dalam Pilpres, keduanya jadi menteri," ujar Mardani saat dihubungi, Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Mardani menilai, langkah Jokowi tersebut berdampak baik untuk membangun kesatuan bangsa, tetapi bisa juga merusak bangunan demokrasi di Indonesia.
Baca juga: Muhammad Lutfi, Mantan Orangnya SBY yang Kini Dipakai Jokowi
"Mesti ada kekuatan yang melakukan check and ballance. Kita beri kesempatan semua untuk bekerja 100 hari pertama ini," kata Mardani.
Mardani pun yang merupakan tim pemenangan Prabowo-Sandiaga saat Pilpres 2019, mengaku tidak kecewa dengan masuknya Sandiaga ke jajaran Kabinet Indonesia Maju.
"Dipolitik tidak boleh baper (bawa perasaan). Kita akan terus bersahabat, tapi tetap kritis dan kami oposisi," kata Mardani.
Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif pun memberikan respons terkait dipilihnya Sandiaga Uno sebagai menteri Jokowi.
Baca juga: Bisa Dongkrak Ekonomi Nasional, Jokowi Dinilai Tepat Tunjuk Dua Mantan Ketum HIPMI Jadi Menteri
Slamet mendoakan agar Sandiaga amanah terhadap jabatan barunya tersebut.
"Kita doakan saja semoga amanah," kata Slamet ketika dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (22/12/2020).
Ketika ditanya apakah PA 212 siap memberi masukan dan kritik jika nantinya Sandiaga tidak amanah dalam jabatan tersebut, Slamet mengatakan sesama muslim wajib untuk menasehati dalam kebenaran.
"Kewajiban sesama muslim saling mendokan dan menasehati dalam kebenaran," kata Slamet.
Lain halnya dengan Ketua DPP Partai NasDem nonaktif, Irma Suryani Chaniago.
Ia menanggapi sinis dipilihnya Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif..
"Ada nama Sandiaga Uno ikut masuk, artinya percuma kemarin saya dan teman-teman koalisi berdarah-darah di Pilpres," ujar Irma saat dihubungi, Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Baca juga: Sandiaga Uno Jadi Menteri Jokowi, Politikus Nasdem: Percuma Saya Berdarah-darah di Pilpres 2019
Irma mengaku bukan tidak setuju dengan Sandiaga menjadi menteri, tetapi saat Pilpres kemarin kompetisi telah menimbulkan kubu-kubuan yang berpotensi memecah Indonesia.
"Kalau Capres dan Cawapres lawan, dua-duanya masuk kabinet, untuk apa ada Pilpres kemarin yang hampir saja membelah Indonesia menjadi dua," ujar Irma yang kini menjadi Komisaris Pelindo I itu.
"Terpikirkan kan tidak sih jika sampai Jokowi-Maruf kalah? Apa yang terjadi dengan kami-kami yang bertarung habis habisan. Ini bukan soal pamrih atau tulus, tapi ini soal apresiasi," sambung Irma.
Kemudian, tanggapan datang dari politikus Demokrat.
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Irwan menduga masuknya Sandiaga Uno ke jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, sebagai balas jasa Presiden Jokowi karena anak dan menantunya telah menang Pilkada 2020.
"Kemungkinan kompensasi politik atas jasa Sandiaga Uno memenangkan anak dan menantu presiden pada Pilkada 2020 yang baru saja selesai," ujar Irwan saat dihubungi, Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Selain itu, kata Irwan, kehadiran Sandiaga di lingkaran pejabat eksekutif pemerintahan, merupakan bentuk keberhasilan melobi Jokowi dengan membawa-bawa dukungan publik.
"Pilihan terhadap Sandiaga Uno makin menguatkan praduga publik, bahwa dukungan rakyat terhadap Prabowo-Sandi saat Pilpres lalu, telah dijadikan alat bergaining politik masuk dalam kabinet," ujar Irwan.
Irwan pun mewanti-wanti kepada enam menteri yang baru, agar belajar dari kesalahan-kesalahan pejabat sebelumnya, dan memberi semangat baru dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Bisa responsif dan sensitif terhadap kondisi masyarakat dan bangsa pada masa pandemi Covid-19," ucap Irwan.
Lain halnya dengan Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf.
Ia mengaku kaget Jokowi memilih Sandiaga Uno menggantikan Wishnutama Kusubandio menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Agak kaget juga, karena setahu kami Menparekraf tidak ada masalah," ujar Dede saat dihubungi, Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Menurut Dede, tekanan kegiatan pariwisata pada saat ini lebih dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 yang akhirnya sangat sulit melakukan terobosan bagi seorang menteri.
"Sektor ini sangat bergantung dari pergerakan manusia," ucap politikus Demokrat itu.
Namun, Dede menghormati keputusan Presiden Jokowi dalam menentukan setiap pembantunya di tingkat eksekutif.
"Terima kasih atas segala upaya Wishnutama selama ini telah bekerjasama baik dengan komisi X DPR, kemampuannya untuk mau mendengar dan berkolaborasi perlu diberi apresiasi," ujar Dede.
"Welcome Sandiaga Uno, sebagai mitra baru kami. Tokoh muda yang produktif dan penuh semangat," sambung Dede. (Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono/ Gita Irawan)