Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 membantah bahwa penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang berlangsung pada 9 Desember lalu menjadi salah satu klaster yang menyebabkan pertambahan jumlah kasus positif di Indonesia.
Jubir Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito dalam talkshow di BNPB, Kamis (24/12/2020) mengatakan rangkaian pelaksanaan Pilkada Serentak sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu.
Selama itu, menurut Wiku kampanye dan rangkaian Pilkada lainnya tidak menyebabkan efek yang signifikan terhadap pertambahan kasus positif.
Baca juga: Wamenkes Imbau Media Bijak Informasikan Covid-19
“Karena kami membandingkan daerah yang melakukan Pilkada dan yang tidak. Pada saat pencoblosan tidak menunjukan efek peningkatan kasus yang signifikan,” kata Wiku, Kamis (24/12/2020).
Pertambahan kasus menurutnya ditengarai karena adanya kontak dari berbagai daerah yang terjadi di masyarakat.
Menurut Jubir Satgas, hal itu yang berkontribusi menyebabkan pertambahan kasus positif.
Oleh karena itu, Wiku meminta masyarakat agar tidak lengah menerapkan protokol kesehatan 3 M dan menghindari kerumunan.
“Dilarang berkerumun, karena itu berpotensi meningkatkan penularan,” kata Wiku.
Satgas Covid-19 mengumumkan informasi terbaru seputar perkembangan terkini penanganan Covid-19 per Jumat, 25 Desember 2020 telah terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.259 kasus.
Baca juga: Update Corona Jakarta 25 Desember, Bertambah 2.096 Positif Covid-19, Total Kasus 171.871
Sehingga, total kasus covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia mencapai 700.097, dengan kasus aktif 108.946.
Berdasarkan data harian Satgas Covid-19, sebanyak 6.324 pasien positif telah sembuh pada Jumat ini, sehingga total jumlah kesembuhan 570.304.
Sedangkan total pasien yang meninggal dunia meningkat 258 kasus sehingga total pasien yang meninggal akibat covid-19 sejak pandemi merebak mencapai 20.589 kasus.