Tidak membuahkan hasil apapun, pencarian pun berlanjut.
Tim SAR yang dipimpin Henri kemudian menyusuri perairan sepanjang jalan menuju Pulau Laki.
Penerbangan Helikopter EC-725 Caracal dalam operasi SAR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menggunakan teknik ladder searching.
Sepanjang pencarian dari jalur udara, Henri terus mengamati pergerakan air laut di Kepulauan Seribu.
Sesekali Henri mengambil teleskop, melihat jauh ke arah perairan Kepulauan Seribu yang tenang.
Henri menyimpulkan kondisi laut di Kepulauan Seribu sangat tenang.
Baca juga: KSAL: Regu Penyelam Fokus Cari Black Box Sriwijaya Air di Wilayah Segitiga Seluas 140 x 100 Meter
Kondisi air di sekitaran lokasi jatuhnya pesawat SJ-182 sudah kembali jernih setelah sebelumnya terjadi anomali disebabkan avtur atau bahan bakar pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Debris yang saya sampaikan kemarin seperti minyak atau mungkin kotoran laut akibat impact keluar semua itu sekarang sudah mulai turun dan terlihat dari atas sudah bersih, tidak ada perbedaan warna yang mencolok seperti kemarin," jelas Henri.
Selama kurang lebih dua jam, Tim terus mengelilingi perairan Pulau Laki, dari barat ke timur, begitu juga sebaliknya.
Penelusuran dengan mengelilingi bagian barat dan timur Pulau Laki berlangsung sebanyak kurang lebih 15 kali putaran.
Jarak tempuh yang telah dilewati kurang lebih 16 kilometer kali 12 kilometer.
Hingga akhirnya Henri memutuskan untuk menyudahi pencarian.
"Kita terbang selama dua jam. Kita sudah mencapai coverage 10 kali 6 mil, kira-kira ada 16 kilometer kali 12 kilometer yang kita ambil. Untuk hari ini cukup, besok kita teruskan," kata Henri.
Janji Henri untuk Keluarga Korban