TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan pihaknya telah mengirimkan 17 set alat ekstrikasi untuk mendukung operasi SAR di Mamuju dan Majene Sulawei Barat.
Bagus mengatakan alat ekstrikasi tersebut digunakan untuk memotong bagian-bagian bangunan yang menimbun korban gempa di dua wilayah tersebut.
"Basarnas sendiri mengirimkan alat-alat ekstrikasi untuk melaksanakan pencarian korban, memotong bangunan, besi-besi yang ada di bangunan itu sendiri sebanyak 17 set dan itu sangat membantu seperti yang kita lihat di siaran televisi," kata Bagus di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Minggu (17/1/2021).
Saat ini, kata Bagus, Basarnas sudah mengirimkan tim SAR dari Kantor Pusat, Mamuju, Makassar, Palu, Balikpapan, dan Gorontalo.
Baca juga: Bencana Alam Awal Tahun 2021: Longsor Sumedang, Gempa Sulbar, Banjir Kalsel, Gunung Semeru Meletus
Tim tersebut, kata Bagus, juga telah bekerja sama dengan TNI, Polri, Pemda, BNPB, dan BPBD yang ada di lokasi.
Bagus mengatakan pihaknya juga merasa terbantu dengan dukungan unit K-9 atau anjing pelacak dari Kepolisian dalam operasi SAR tersrbut.
"Dan hari ini kita mendapatkan dukungan dari K9 satwa dari Polri. Itu juga sangat membantu pelaksanaan pencarian dan evakuasi korban di Mamuju dan Majene," kata Bagus.
Diberitakan sebelumnya Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa 6,2 SR di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 73 orang.
Adapun rincian 64 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan orang di Kabupaten Majane.
Demikian berdasarkan data per Minggu (17/1/2021) pukul 14.00 WIB.
Sebagaimana diketahui gempa berkekuatan 6,2 SR terjadi pada Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
“Selain itu, terdapat 554 korban luka di Kabupaten Majene dengan rincian antara lain 64 orang luka berat, 215 orang luka sedang dan 275 orang luka ringan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati kepada wartawan, Minggu (17/1/2021).
BNPB mencatat 27.850 orang mengungsi di 25 titik pengungsian yang tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap dan terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.
Selanjutnya, terdapat pelayanan kedaruratan pada 3 rumah sakit yang saat ini aktif di Kabupaten Mamuju, yaitu RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak.