TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Aktivitas gunung Merapi mengalami peningkatan, dengan mengeluarkan abu vulkanik cukup besar, pada Rabu (27/1) siang, sekitar pukul 13.45 WIB.
Pantauan di Ngrangkah, Cangkringan, Sleman sirene tanda bahaya meraung-raung. Warga terlihat bergegas keluar dari dalam rumah dan berusaha mencari lokasi aman.
Beberapa relawan juga terlihat di lokasi membantu warga yang hendak mencari lokasi aman. Beberapa warga juga terlihat memantau Merapi dari kejauhan. Cuaca di lokasi mendung.
Relawan dan warga juga sudah terlihat berjaga di simpang empat Ngepring, Purwobinangun, Pakem.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengaku telah memerintahkan warga di padukuhan Turgo RT 03 dan 04, Kelurahan Purwobinangun, Pakem, terutama yang bermukim di seputaran Kali Boyong untuk bergeser turun dan mengungsi sementara di SD Sanjaya Tritis.
"Saya perintahkan, agar tidak was-was, mengungsi sementara di Tritis," ucap dia.
Menurutnya, total warga yang ada di dua rukun tetangga (RT) di padukuhan Turgo tersebut, berjumlah sekitar 150 jiwa.
Baca juga: Desa Tegalmulyo Dihujani Abu Vulkanik Erupsi Gunung Merapi, Warga Mengungsi ke Balai Desa
Namun, Joko belum mengetahui secara pasti, berapa warga yang akhirnya mengungsi sementara akibat letusan Merapi.
Saat ini berbagai persiapan terus dilakukan. Karena gedung SD Sanjaya Tritis yang digunakan mengungsi sementara masih bersifat terbuka.
Jika kondisi memburuk, warga akan segera dievakuasi. "Kita siapkan pengungsian di barak Pandanpuro dan Purwobinangun," paparnya.
Jalan menuju puncak Merapi, tepatnya di simpang empat Ngepring telah diportal. Palang bambu dipasang. Warga berjaga-jaga. Semua kendaraan, selain keperluan evakuasi, sementara tidak diperbolehkan melintas.
Foto dan rekamman video pendek dari warga memperlihatkan embusan awan panas dan abu vulkanik terlihat sangat dekat jaraknya dari permukiman warga di Cangkringan.
Aktivitas vulkanik Merapi memang terus menggeliat sejak Selasa (26/1) hingga Rabu (27/1) pagi terpantau sangat tinggi.
Frekuensi guguran dan luncuran awan panas (awan piroklastika) tercatat meningkat cukup tajam dibanding hari-hari sebelumnya. Arah guguran dan luncuran tetap ke barat daya, ke hulu Kali Krasak dan Boyong.