"Iya benar, kami telah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden," ujarnya, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/1/2021).
Baca juga: Kian Mendekati 2024, Jokowi Diperkirakan akan Sibuk dengan Manuver Partai Politik Seperti Demokrat
Baca juga: Usai Dikritik Jokowi, PPKM Jawa Bali Diganti PPKM Skala Mikro, Berlaku Mulai 9 Februari
Ia menegaskan, pihaknya telah menerima surat terkait gejolak dalam internal Partai Demokrat itu.
"Diantar langsung oleh Pak Sekjen Partai Demokrat. Jadi kami sudah menerima surat itu," jelas Pratikno.
Namun, pihak istana tidak akan menanggapi surat yang dikirim oleh AHY tersebut.
Sebab, surat yang dikirim itu berisi permasalahan internal Partai Demokrat.
"Kami rasa kami tidak perlu menjawab surat tersebut. Karena itu adalah perihal dinamika internal partai," ungkapnya.
"Itu adalah perihal rumah tangga internal Partai Demokrat, yang semuanya sudah diatur di dalam ADRT," lanjut Pratikno.
Baca juga: Info Jokowi Restui Moeldoko, KIB Nilai Informasi Itu Menyesatkan
Baca juga: Jalin Keakraban, Jokowi ke PM Malaysia: Bisa Langsung Telepon Jam Berapa Pun
Bantahan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengaku pernah beberapa kali bertemu dengan anggota dan eks anggota Partai Demokrat.
Tempat pertemuannya pun beragam, mulai di rumah hingga hotel.
Namun, dalam pertemuan tersebut, Moeldoko mengaku dirinya dalam posisi pasif.
Dirinya mengaku diajak melakukan pertemuan, bukan mengajak.
"Intinya aku datang diajak ketemu wong saya biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya," katanya, diberitakan Tribunnews.com, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Sekjen Demokrat: Moeldoko Tak Hanya Mendukung tapi Terlibat Aktif Ingin Ambil Kepemimpinan Partai
Baca juga: Soal Rencana Kudeta Partai Demokrat, Ray Rangkuti: Murni Tindakan Moeldoko
Moeldoko pun mengaku heran bila pertemuan dirinya dengan sejumlah politikus dan eks anggota Demokrat dipermasalahkan.